Campur Rap dan Punk, Duo Ajo Hadirkan Lagu Minang “Yo Kah Tu Piaman” yang Unik dan Berani

oleh -110 Dilihat
oleh

Dua seniman asal Sumatra Barat, Ajo Buset dan Ajo Wayoik, menghadirkan karya musik yang terbilang unik dan berani. Lagu berjudul “Yo Kah Tu Piaman” ini memadukan dua genre berbeda Rap dan Punk dengan sentuhan bahasa Minang dan Inggris dalam satu komposisi.

Kolaborasi yang tak biasa ini digarap di studio RF milik Rafi Mahaldi, dan menghadirkan nuansa baru dalam dunia musik Minang modern. Suara parau khas punk rocker berpadu dengan gaya rap Minang yang dinamis, menghadirkan energi segar dalam dunia musik daerah.

Dalam wawancara, Ajo Buset mengungkapkan bahwa ide kolaborasi ini sudah lama direncanakan bersama Ajo Wayoik.

“Kalau cuma bikin karya biasa-biasa saja, duet ini nggak akan menggigit. Jadi kami ingin benar-benar membuat karya yang matang dan berbeda,” ujar Buset.

Proses produksi disebut cukup panjang karena banyak revisi yang dilakukan demi mendapatkan hasil terbaik.

“Kami bolak-balik ke studio, tapi tidak masalah. Yang penting hasilnya memuaskan dan membawa warna baru,” tambahnya.

Sementara itu, Ajo Wayoik, yang dikenal sebagai dosen dan konten kreator budaya Minang, menuturkan bahwa lagu “Yo Kah Tu Piaman” berisi pesan kuat tentang kekayaan budaya Piaman (Pariaman).

“Piaman itu bukan hanya Tabuik atau Basapa. Banyak aspek budaya lain yang menarik untuk diperkenalkan. Lewat lagu ini kami ingin menampilkan keistimewaan Piaman dari sisi lain,” jelasnya.

Meski dikenal sebagai akademisi, Ajo Wayoik tak menampik kecintaannya pada musik punk.

“Saya memang dosen, tapi saya suka street punk. Ini cara saya menyalurkan energi dan kreativitas,” ujarnya sambil tertawa.

Video klip lagu ini digarap oleh Baim dan Teguh, dua videografer muda asal Piaman. Proses pengambilan gambar juga melibatkan penari dan pesilat lokal, menampilkan kekayaan budaya Minangkabau dalam visual yang enerjik.

“Kabupaten dan Kota Pariaman memang sudah terpisah secara administratif, tapi masyarakatnya tetap hidup dalam kultur yang sama. Tak akan terpisahkan sampai kapanpun,” kata Buset.

Piaman selama ini dikenal lewat tradisi lelaki bajapuik, Tabuik, dan Basapa di makam Syekh Burhanuddin. Namun, lewat lagu ini, Duo Ajo ingin menunjukkan bahwa budaya Piaman jauh lebih luas dan penuh potensi kreatif.

“Kami ingin memperkenalkan sisi lain budaya Piaman kepada dunia. Lewat musik, kami berharap generasi muda bisa semakin bangga dengan identitasnya,” tutup Ajo Buset.

Lagu “Yo Kah Tu Piaman” rencananya akan dirilis di Instagram dan facebook “DUO AJO” bersama video klipnya dalam waktu dekat. Setelah perilisan, Duo Ajo juga berencana aktif memproduksi konten komedi dan budaya lewat akun kolaborasi mereka, “Duo Ajo”, sebagai media edukasi dan hiburan untuk masyarakat luas.

No More Posts Available.

No more pages to load.