Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dr. Rizka Andalucia, memastikan Kementerian Kesehatan terus memperkuat layanan kesehatan dengan memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan medis di wilayah terdampak bencana. Hal itu disampaikan dalam temu media di Gedung Adhyatma Kemenkes, Jumat (5/12).
dr. Rizka menjelaskan bahwa kendala komunikasi di lapangan tidak menghambat koordinasi antara pusat dan daerah. Kemenkes memastikan ketersediaan obat dasar, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tetap terjaga, terutama untuk menangani penyakit umum pasca bencana seperti batuk, pilek, demam, diare, dan penyakit kulit.
Sejumlah gudang farmasi di wilayah terdampak mengalami kerusakan sehingga stok obat dan vaksin rusak atau tidak dapat digunakan. Untuk mempercepat distribusi, penyaluran logistik difokuskan melalui Medan agar pengiriman lebih cepat dan tidak terkendala jarak.
Selain kebutuhan dasar, Kemenkes juga memastikan layanan bagi pasien penyakit kronis seperti pasien hemodialisis. Pasien dari fasilitas terdampak telah dialihkan ke rumah sakit yang aman, dengan jaminan ketersediaan obat, alat kesehatan, oksigen, dan logistik lainnya. Kemenkes turut mengirimkan Anti Tetanus Serum (ATS) untuk mencegah infeksi luka akibat reruntuhan.
Pemantauan intensif dilakukan selama satu minggu ke depan untuk memastikan seluruh kebutuhan kesehatan masyarakat di pengungsian dan fasilitas kesehatan terpenuhi tanpa hambatan.
Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga, dr. Lovely Daisy, menekankan pentingnya perlindungan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Ia menegaskan bahwa penyaluran susu formula tidak boleh dilakukan secara bebas karena risiko kesehatan meningkat di tengah keterbatasan air bersih dan sanitasi.
Menurutnya, penyaluran susu formula hanya diperbolehkan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar kelayakannya dapat dinilai dan penggunaannya dipantau. Tenaga gizi dari Puskesmas juga diturunkan untuk mengawasi dapur umum dan memastikan makanan sesuai kebutuhan kelompok rentan.
Kemenkes telah menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sejak 28 November melalui jalur udara dan darat untuk menjangkau wilayah terisolasi. Sebagian bantuan telah tiba dan distribusi berikutnya terus berjalan.
Dengan dukungan obat, logistik medis, dan penguatan layanan gizi, Kemenkes memastikan pelayanan kesehatan di wilayah bencana tetap aman, efektif, dan sesuai standar.






