Pemerintah terus mempercepat pemulihan kelistrikan di wilayah terdampak bencana hidrometeorologi di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Dua provinsi—Sumatra Utara dan Sumatra Barat—telah pulih 100 persen, sementara Aceh masih dalam proses percepatan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan progres pemulihan listrik kepada Presiden Prabowo Subianto dalam Rapat Terbatas di Pos Pendamping Nasional Bencana Hidrometeorologi, Minggu (7/12) malam. Ia menyampaikan bahwa sejumlah wilayah di Aceh mulai kembali terang sejak Minggu malam.
“Sampai malam ini, Aceh Tengah menyala pukul 20.30, Aceh Tengah dan Bener Meriah pukul 20.45, Aceh Tamiang 20.30. Untuk Banda Aceh, 100 persen ditargetkan besok siang hingga malam. Saat ini sudah mencapai 95 persen. Gayo Lues juga sudah menyala sejak pagi,” ujar Bahlil.
PLN melaporkan bahwa pembangunan tower emergency SUTT Bireuen–Peusangan telah selesai 100 persen pada Minggu (7/12) malam. SUTT Bireuen–Arun juga telah rampung secara konstruksi dan sedang tahap pengetesan penyaluran listrik, dengan target selesai Senin (8/12) siang. Pemulihan di Aceh masih menghadapi tantangan, terutama karena distribusi material harus melewati sungai dan terhambat curah hujan tinggi.
Hingga Senin (8/12) pagi, dari 324 penyulang terdampak di Aceh, 201 sudah menyala. Dari 14.919 gardu distribusi yang terdampak, sebanyak 11.445 sudah kembali normal. Beban listrik yang kembali menyala mencapai 263,69 MW dari total 374,83 MW terdampak. Dari 1.520.365 pelanggan, 1.140.931 sudah kembali menikmati pasokan listrik.
Di Aceh Tamiang, warga yang mengungsi di masjid menyambut gembira kembalinya listrik setelah berhari-hari gelap gulita. Hal serupa terjadi di Takengon, Aceh Tengah, di mana aktivitas malam masyarakat mulai normal kembali.
Sementara itu, kondisi kelistrikan di Sumatra Utara telah pulih sepenuhnya sejak Minggu (7/12) malam. Seluruh penyulang, gardu distribusi, beban, dan pelanggan kembali beroperasi normal. Sumatra Barat juga sudah normal sejak Jumat (5/12).
