Home / Artikel / Menikmati Damai Sejahtera Allah Filipi 4:1-9

Menikmati Damai Sejahtera Allah Filipi 4:1-9

BERSUKACITALAH DALAM TUHAN.

Renungan, sketsindonews – Bagaimana agar kita bersukacita memang tidaklah mudah. Ada berbagai faktor membuat yang menghambat kita bersukacita; bisa karena gangguan dari luar lain tetapi dapat juga oleh diri sendiri.

Dalam nas ini (ay.2-3) terjadi gangguan yang menyebabkan hilangnya sukacita.

Euodia dan Sintikhe adalah rekan Paulus dalam mewartakan Injil Kristus. Mereka memang mewartakan Injil dengan penuh sukacita. Pertumbuhan Injil saat itu sangat pesat, banyak orang menjadi pengikut Tuhan, persekutuan Kristen bertumbuh.

Siapa yang membuat pertumbuhan itu ? Di sinilah timbul masalah. Euodia dan Sintikhe masing-masing mengklaim bahwa pertumbuhan itu karena ‘kehebatan’ mereka.

Euodia memposisikan dirinyalah yang banyak berjuang. Demikian juga Sintikhe menempatkan dirinya sebagai yang sangat berjasa. Ini adalah kesombongan.

Hubungan mereka menjadi retak, sukacita mereka menjadi kurang. Hal ini tentu saja menghambat percepatan pemberitaan Injil. Karena itu, Paulus menasehati mereka supaya sehati sepikir. Tapi memang orang sombong susah dinasehati.

Paulus juga meminta kepada Sunsugos, yang juga pemberita Injil untuk menengahi masalah Eoudia dan Sintikhe, agar mereka berdamai. Apalagi nama mereka sudah tercantum dalam buku kehidupan. Sayang sekali kalau akhirnya Tuhan mencoret nama mereka.

Kasus ini tentu saja mengurangi sukacita di antara mereka dan pelayanan pemberitaan Injil. Kesombongan memang penghambat untuk menikmati hidup sukacita, dan menjadi kendala dalam pelayanan.

Lalu, bagaimana agar beroleh sukacita itu ?

BERSUKACITALAH
Paulus mengulangi perkataan ‘bersukacita’, karena itu menjadi sangat penting dalam kehidupan Kristen. Manusia berada di dunia ini hanya sementara waktu, orang Kristen sedang menantikan parousia.

Dalam penantian ini, orang Kristen haruslah hidup sukacita. Itu sebabnya, Paulus berulang menekankan kata ‘sukacita’ (4:4) : ‘Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!’.

KEBAIKAN HATI
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Paulus tidak ingin orang Kristen menjadi sombong apabila melakukan kebaikan. Tetapi Paulus ingin agar melalui perbuatan baik itu menjadi kesaksian bagi banyak orang. Paulus mengatakan (2 Kor. 3:3) : ‘kamu adalah surat Kristus’. Pun kebaikan itu adalah tanda sukacita.

Kebaikan itu perlu dilakukan karena Tuhan sudah dekat. Sukacita yang benar apabila orang lain mengetahui (memberi label) bahwa kita orang baik.

KUATIR DAN DOA
Janganlahkamu khawatir tetapi nyatakanlah dalam doa. Ada peringatan saat berdoa : ‘jangan engkau berdoa jika hatimu penuh rasa khawatir’. Seorang teolog berkata ‘Kekhawatiran lebih berlawanan dengan doa ketimbang ‘api dengan air’. Tidak klop ! Artinya, orang yang berdoa tapi penuh rasa kuatir maka ia sendiri tidak meyakini doanya.

Oleh sebab itu, sebelum berdoa timbulkan dulu pengharapan dalam dirimu, bahwa Tuhan pasti memberi jawab atas doa permohonanmu.

Doa orang percaya bukanlah emosi dan atau teriak-teriak melainkan percakapan indah bersama Tuhan. Percakapan yang akrab untuk menyampaikan rasa syukur dan permohonan yang kita yakini.

Dengan demikian, saat berdoa pun kita sudah merasakan damai dan pengasihan Tuhan. Berdoalah dengan penuh sukacita.

(Eky/ Renungan HKBP Ujung Menteng)

Check Also

Panitia Peresmian Gereja Katolik Tanjung Balai Karimun Sampaikan Terimakasih Kepada Presiden Jokowi

Setelah melalui proses perjalanan yang panjang akhirnya renovasi gedung Gereja Katolik St. Yoseph Tanjung Balai …

Watch Dragon ball super