BERSUKACITALAH DALAM TUHAN.
Renungan, sketsindonews – Bagaimana agar kita bersukacita memang tidaklah mudah. Ada berbagai faktor membuat yang menghambat kita bersukacita; bisa karena gangguan dari luar lain tetapi dapat juga oleh diri sendiri.
Dalam nas ini (ay.2-3) terjadi gangguan yang menyebabkan hilangnya sukacita.
Euodia dan Sintikhe adalah rekan Paulus dalam mewartakan Injil Kristus. Mereka memang mewartakan Injil dengan penuh sukacita. Pertumbuhan Injil saat itu sangat pesat, banyak orang menjadi pengikut Tuhan, persekutuan Kristen bertumbuh.
Siapa yang membuat pertumbuhan itu ? Di sinilah timbul masalah. Euodia dan Sintikhe masing-masing mengklaim bahwa pertumbuhan itu karena ‘kehebatan’ mereka.
Euodia memposisikan dirinyalah yang banyak berjuang. Demikian juga Sintikhe menempatkan dirinya sebagai yang sangat berjasa. Ini adalah kesombongan.
Hubungan mereka menjadi retak, sukacita mereka menjadi kurang. Hal ini tentu saja menghambat percepatan pemberitaan Injil. Karena itu, Paulus menasehati mereka supaya sehati sepikir. Tapi memang orang sombong susah dinasehati.