“Diaspora masyarakat Bima di Jabodetabek berpihak pada beliau dan akan memperjuangkannya,” ucapnya.
H. Muhidin menegaskan bahwa Bima dikuruniai Allah menjadi basis islam. Sehingga basis islam tersebut harus didukung oleh orang yang yang memiliki asas agama yang kuat.
“Kami insya Allah all out mendukung pencalonan beliau. Mudah-mudahan kedepan beliau berdua dilantik jadi bupati dan wakil bupati,” ujarnya.
Selanjutnya, H. Muhidin mengingatkan ASN dan pejabat di desa di Bima untuk netral pada Pilkada 2024 nanti dan meminta mereka tetap menegdepankan profesionalisme dalam bekerja.
“ASN dan Kepala Desa, keluarlah dari belenggu jangan sampai kalian berada dalam tekanan. Merdeka, profesional, dan jangan takut diancam. Makanya keluar dari belenggu itu kemudian pilih sesuai dengan hati nurani,” pesannya.
Terkahir, Dr. Dudi Fakhruddin, selaku tokoh Bima Jakarta, menyampaikan bahwa keluarga kesultanan Bima yang ikut Pilkada bisa dikalahkan. Sehingga mitos bahwa kalau bukan keturunan kesultanan Bima pasti kalah tidak benar.
Dicontohkannya, Keluarga Sultan Bima H. Fery Dzulkarnain, istri dan anaknya baru 15 tahun terakhir menjadi bupati Bima.
“Jadi sebelumnya yang jadi bupati bukan dari keturunan sultan. Itu membuktikan itu mitos yang tidak patut dinarasikan,” pungkasnya.
I have been surfing online more than 3 hours today, yet I never found any interesting article like yours. It is pretty worth enough for me. In my opinion, if all web owners and bloggers made good content as you did, the web will be much more useful than ever before.