Dr. Tasdiyanto Rohadi : Fenomena LH di Pulau Jawa Masuk Dalam Tahap Mengkhawatirkan

oleh
oleh

Jakarta, sketsindonews – Kondisi lingkungan hidup secara nasional semakin mengkhawatirkan. Fenomena kebakaran hutan dan lahan seolah tiada habis merusak ekosistem hutan kita di musim kering. Sebaliknya, di musim hujan kerap diiringi banjir dan longsor di beberapa daerah.

Berbagai kajian menunjukkan daya dukung dan daya tampung yang semakin menurun dari beberapa ekoregion di Indonesia. Pulau Jawa yang paling banyak penduduknya. memiliki tekanan terhadap lingkungan hidup yang lebih berat.

Kajian Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa menunjukkan sudah selak tahun 2010 Pulau Jawa terancam kolaps. Berbagai kejadian banjir, longsor, munculnya lumpur panas, pencemaran air dan udara, timbuian sampah dan bahan berbahaya beracun (83), serta kemacetan kendaraan bermotor di sepanjang jalan pulau Jawa mengindikasikan tekanan yang berat di Pulau Jawa.

Salah satu kota yang memiliki tekanan lingkungan hidup paling berat di Jawa adalah DKI Jakarta sebagai lbu Kota Negara. Pada tahun 2010 Bappenas telah menegaskan permasalahan sosial dan lingkungan hidup di Jakarta sudah sangat nyata. Berbagai fenomena konflik sosial, kerentanan sosial yang tinggi, penyakit bank fisik maupun psikis, tingkah Iaku sosial yang negatif, dan menurunnya prestasi kerja.

Penurunan kualitas lingkungan hidup terlihat dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dimana DKI Jakarta mendapat predikat terburuk, kondlsi hidrologi yang mencemaskan, dan kapasitas daya dukung lingkungan yang rendah.

“Pada tahun 2019 ini kita semakin terperangah menyaksikan kualitas udara di Jakarta terburuk di dunia. Berdasarkan US Air Quality Index (AQI), kualitas udara Jakarta (ercatat di angka 156 kategori lidak sehat, dengan parameter PM 2,5 konsentrasi 64.4 ug/rn’.

Posisi kedua untuk kuahtas udara terburuk di dunia diisi oleh Dubai, United Arab Emirates dengan indeks kualitas udara 152 dengan status udara tidak sehat setara dengan parameter PM 2.5 konsentrasi 56.6 ug/m’ (Sumber: Tempo.co.).

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.