Jakarta, sketsindonews – Jembatan penghubung Blok G dan Blok F Tanah Abang hingga saat ini tak pernah selesai dan pernah menjadi heboh karena dibangun miring ujar Warga Tanah Abang Taufik Azis (41).
Tapi kenapa pembangunan itu mangkrak dan sampai saat ini fungsi jembatan kalo pun bisa selesai bisa menghubungkan “sky bridge” sebagai solusi space PKL yang kini gencar tanpa solusi.
Itu dikerjakan sejak era Jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta 2014 tapi tak pernah tuntas hingga saat ini. Kenapa bisa terjadi, tanya Taufik.(13/11)
Saat hebohnya Kontraktor jembatan itu PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE dengan kode saham BEI: DGIK) menjelaskan soal kemiringan konstruksi adalah 1 dari 16 balok girder yang sudah terpasang namun sudah ditangani segera.
Balok girder, menurut pustaka Kementerian PU adalah balok di antara dua penyangga (pier atau abutment) pada jembatan yang berfungsi untuk menopang struktur di atas lantai jembatan. Balok yang berfungsi mendukung balok-balok lainnya yang lebih kecil dalam suatu konstruksi, umumnya merupakan balok I, tetapi juga bisa berbentuk boks, atau bentuk lainnya
“Pada konstruksi jembatan, hanya terdapat 1 dari 16 balok girder terpasang yang mengalami kemiringan. Kemiringan diketahui langsung oleh ahli teknik Nusa Konstruksi”.
Dalam perancangan pemasangan balok girder pada proyek tersebut perusahaan menggunakan sistem roro shoring, sehingga balok girder yang mengalami kemiringan tetap berada di posisi aman dan tidak mengakibatkan gangguan arus lalu lintas,” demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan PT NKE Djohan Halim dalam keterangan tertulis saat 2004 yang lalu.
“Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, kemiringan 1 balok girder tidak mempengaruhi struktur konstruksi jembatan secara keseluruhan,” tegas dia.
PT NKE melihat jembatan pedestrian Tanah Abang tidak akan mengganggu kinerja keuangannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. PT NKE berkeyakinan memiliki kemampuan yang sangat matang untuk menyelesaikan proyek jembatan pedestrian dengan sempurna.
PT NKE selama ini menangani proyek pembangunan seperti mal Grand Indonesia, apartemen Dharmawangsa, rumah sakit Siloam, Hotel Le Meridien dan Hotel Shangri-La, hingga gedung perkantoran, seperti gedung Bursa Efek Indonesia, gedung Cyber 2 Building, dan Graha Unilever.
PT NKE juga menjadi kontraktor jalan, irigasi, waduk, pembangkit tenaga listrik, rel kereta api, dan pelabuhan seperti Bandara Kuala Namu, bandara Hasanuddin, jalan akses proyek Martabe, jembatan Kaliboyo, dan jalan lingkar luar Ambarawa.
reporter : nanorame