Lebih lanjut Supriyanto yang juga mantan politisi PDIP tersebut, dalam perspektif sosiologis, masyarakat terbiasa berfikir komplek dan komprehensif.
“Logika, hati, dan rasa berjalan beriringan. Dalam memberikan penilaian terhadap debat calon presiden, masyarakat pasti mempertimbangkan banyak aspek,” tandasnya.
Masih menurut pria kelahiran Ponorogo tersebut, setidaknya ada tiga aspek yang dipertimbangkan. Pertama adalah aspek tampilan dalam debat.
“Meliputi diksi, narasi, gagasan, gestur, dll. Kedua adalah aspek implementasi. Substansi, gagasan, ide, dan program akan dinilai apakah bisa dilaksanakan atau tidak di lapangan dan ketiga adalah aspek kapasitas. Meliputi kinerja, kapabilitas, track record dan pengalaman,” paparnya.