Sejumlah Santriwati diduga menjadi korban pencabulan yang dilakukan pengasuh Pondok Pesantren di Batang, Jawa Tengah.

Adapun pelaku (WM) melakukan aksinya dengan modus memanggil Santriwati yang cantik ke sebuah ruangan. Setelah itu santriwati disebut sang pelaku tidak memiliki masa depan bagus.

Demi mencegah sial tersebut, maka santriwati harus dinikahi. Proses pernikahan siri hanya dilakukan antara pelaku dengan korban, tanpa saksi. Mereka bersalaman lalu mengucap ijab kabul.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) tempat ponpes tersebut berada, Solichin, mengaku tidak begitu kenal dengan oknum pengasuh ponpes tersebut.

Dia hanya bertemu ketika pelaku salat Jumat.

“Santrinya dari luar semua. Warga sini nggak ada yang mondok di sini. Rata- rata dari luar dari daerah Batang, Pekalongan, kebanyakannya Pekalongan, Kajen,” jelas dia.

Sebelumnya, Kapolres Batang, AKBP Saufi Salamun membenarkan adanya laporan (dugaan pencabulan) tersebut.

“Masih proses penyidikan ya” kata Saufi kepada Sketsindo saat dihubungi, Rabu (5/4/23).

Petugas dari Polres Batang juga membawa beberapa barang bukti dari mulai pakaian hingga kasur dan alas tidur.

Saufi juga menambahkan, jika statusnya sudah jelas, pihaknya akan melakukan jumpa pers kepada wartawan di Polres Batang, Jawa Tengah.

“Nanti akan dikasih tau rilisnya, Senin atau Selasa. Kemungkinan Pak Kapolda langsung (yang memimpin)” ucapnya.