Home / Artikel / Ocehan Medsos Serta Skenario Setya Papa Novanto Hindari Penangkapan KPK

Ocehan Medsos Serta Skenario Setya Papa Novanto Hindari Penangkapan KPK

Jakarta, sketsindonews – Karena takutnya akan menjadi penghuni sel KPK, akhirnya politikus Setya Papa Novanto mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan berbagai skenario dalam bagaimana dirinya mengelabui KPK, serta analogi dirinya untuk terlepas daro berbagai asumsi pandangan public.

Itu yang terjadi berbagai pandangan publik medsos menjadi ketawa ngakak bareng, hingga menjadi lelucon pemberitaan di Indonesia akibat skenario “Setya Papa Novanto”

Tersangka kasus korupsi e-KTP yang merugikan negara yang mencapai triliunan rupiah itu mengeluarkan jurus pura-pura kecelakaan dengan korban tiang listerik hingga benjol bakpau dikepalanya.

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber sketsindonews. com secara kronologis, bagaimana kejadian papa Novanto yang terjadi pada hari Kamis malam 15 November 2017.

Papa Novanto seharusnya sudah bisa ditangkap karena KPK sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan. Namun beberapa jam sebelum ditangkap di rumahnya Papa Novanto menghilang dengan alasan dibawa tamu misterius yang tak dikenal.

Akhirnya penyidik KPK dibawah pimpinan Aris Budiman pulang dengan tangan hampa. Lima jam sudah tim KPK mencari sosok Novanto, akhirnya tak diketemukan.

Juru bicara KPK Febry Diansyah sampai membujuk Novanto agar menyerahkan diri dan kemudian mengancam akan memasukkan politikus partai Beringin ini dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) saat itu.(15/11)

Papa Novanto mungkin ngeri juga. Ketua DPR RI dengan segala cara yang disebut politikus busuk ini, akhirnya mengatur skenario kecelakaan dengan sutradara Hilman wartawan Metro TV yang sehari-hari adalah Ketua Forum Wartawan DPR/Press Room yang terpilih berkat dukungan logistik Novanto waktu di gantikan Ade Komarudin.

Bagaimana Rekayasa Kecelakaan

Nah, daripada Novanto masuk sel KPK, dibuatlah skenario Novanto kecelakaan. Hilman ada di TKP (Tempat Kejadian Perkara) merekam kejadian itu dan langsung menyebarkan ke media sosial dan langsung viral dan menjadi kekagetan publik.

Dan publik pun tercengang atas berita Novanto kecelakaan. Tapi publik sungguh sebaliknya terlanjur tidak percaya. Karena politikus dengan segudang kasus ini memang dikenal Raja Sinetron dan peran utama dalam mengatur ceritera film.

Banyak yang mendoakan agar Setya Papa Novanto ini benar-benar kecelakaan sungguhan dan dirawat seumur hidup. Bisa juga mati atau gila. Banyak rakyat yang menyumpahinya dari berbagai ocehan publik di medsos.

Alhitmya para pemilik Toyota Fortuner pun minta kejelasan mengenai kualitas mobil yang mereka miliki setelah melihat berita di TV.

SN kecelakaan naik mobil yang sama nabrak tiang listrik cuma rusak grill dan bemper tapi penumpang di dalam bisa terjadi luka – luka di kepala benjol segede bakpau berdarah – darah dengan bulatan perban dan bisa jadi nanti hilang ingatan, seru tanggapan di medsos

Mereka menanyakan hal ini karena selalu membawa mobil jauh lebih kencang dari Setya Novanto yang mereka lihat di TV yang hanya nabrak tiang dan tiangnya pun masih berdiri tegak sedangkan penumpang luka parah.

Rupanya skenario kecelakaan ini memang sudah diatur. Mobil Toyota Fortuner yang digunakan Setya Novanto pernah diiklankan November 2017. Begitu juga soal rumah sakit Permata Hijau, beberapa hari sebelum kecelakaan, pihak Papa Novanto sudah memesan beberapa kamar. Sedangkan video kecelakaan diatur Hilman Wartawan Metro TV.

Skenario Kecelakaan ini dibuat untuk menghindari penangkapan dan penahanan KPK. Karena Novanto sedang mengajukan kembali praperadilan atas penetapan dia menjadi tersangka kedua kalinya oleh KPK.

Papa Novanto berharap dia menang lagi. Dan kuat dugaan dia memang sudah membayar hakim yang akan menyidangkan nya. Jika Novanto dimenangkan lagi artinya hakim memang dibayar, sesuatu yang sudah umum terjadi di Indonesia. Apalagi Setya Novanto memang dikenal dekat dengan Hatta Ali bos Mahkamah Agung.

Jika Novanto kalah dalam praperadilan, tentu ada lagi skenario yang ia bikin yakni skenario geger otak alias Sakit Jiwa. Selanjutnya tentu dia akan dirawat cukup lama di rumah sakit.

Orang seperti Setya Novanto ini sangat mendewakan kebebasan dibanding kehormatan. Dia jadi Politikus bukan untuk mengabdi kepada rakyat tapi hanya sekedar mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Kemiskinan di masa lalu yang bikin orang ini gila harta.

Sungguh orang-orang yang mengatur skenario untuk menyelamatkan Setya Novanto adalah orang-orang jahat yang hanya memikirkan kenikmatan uang tanpa memikirkan kejahatan Novanto terhadap uang rakyat Indonesia e – KTP yang telah digasaknya.

Catatan kasus dugaan korupsi yang pernah membelit Setya Novanto dan dia bebas hingga kasus E – KTP.

Kasus Bank Bali

Pada tahun 2001, Setya Novanto menjadi salah satu saksi persidangan kasus hak piutang (cessie) PT Bank Bali kepada Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI).

Belasan tahun kemudian (2015), Kasus terhangat, yaitu pembelian cessie milik Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Victoria Securities International Corporation, masih dalam proses penyidikan di Kejaksaan Agung.

Awalnya kisruh cessie Bank BTN kurang mendapat perhatian bila saja Ketua DPR Setya Novanto tidak memanggil Jaksa Agung M Prasetyo secara pribadi ke ruangannya di Senayan pada 21 Agustus 2015.

Intervensi Setya Novanto bukan sebatas memanggil, melainkan juga mendorong Komisi III DPR membentuk pansus atau panja.

Tidak mengherankan bila pertemuan tertutup itu juga dihadiri Ketua Komisi III Aziz Syamsudin dari Partai Golkar dan Muhammad Nasir Djamil dari PKS. Setya Novanto berkilah ia memanggil Prasetyo karena ada surat pengaduan dari pihak Victoria Securities International Corporation.

Kasus E – KTP Elektronic

Nama Setya Novanto pernah disebut oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai salah satu pengendali proyek dalam kasus e-KTP.

Setya ikut terseret dalam kasus pengadaan paket penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis nomor induk kependudukan secara elektronik (e-KTP) untuk tahun anggaran 2011-2012, salah satu proyek Kementerian Dalam Negeri.

Dalam kasus ini, Nazaruddin menyebutkan ada aliran dana yang mengalir ke sejumlah anggota DPR salah satunya Setya Novanto. Setya diperkirakan menerima Rp300.000.000.000,00 dari proyek e-KTP.

Nazaruddin menuding Novanto membagi-bagi fee proyek e-KTP ke sejumlah anggota DPR. Novanto juga disebut mengutak-atik perencanaan dan anggaran proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut. Terkait proyek e-KTP, Novanto membantah terlibat, apalagi membagi-bagikan fee. Dia mengaku tidak tahu-menahu soal proyek e-KTP.

Pada 17 Juli 2017, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka dalam kasus e-KTP. Namun kemudian Novanto berhasil memenangkan praperadilan. Kemudian KPK menetapkan lagi dia sebagai tersangka.

Kasus Akil Mochtar

Pada kasus Akil Mochtar, Novanto pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap, gratifikasi, dan pencucian uang terkait sengketa pemilihan kepala daerah yang bergulir di Mahkamah Konstitusi. Kasus ini menjerat mantan Ketua MK Akil Mochtar yang juga mantan politikus Partai Golkar.

Nama Novanto sempat disebut dalam rekaman pembicaraan antara Akil Mochtar dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jatim sekaligus Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa Zainuddin Amali. Pesan BBM tersebut berisi permintaan uang Rp 10 miliar dari Akil kepada Zainuddin.

Saat dikonfirmasi mengenai pesan BBM ini, Novanto membantah adanya permintaan uang dari Akil. Dia mengaku telah melarang Zainuddin mengurus masalah Pilkada Jatim. Dia juga mengakui bahwa hubungan Akil dengan Golkar tidak baik karena banyak perkara sengketa pilkada di MK yang tidak dimenangi Golkar.

Kasus PON XVII Riau

Setya Novanto pernah diperiksa terkait perkara suap pembangunan lanjutan tempat Pekan Olahraga Nasional XVII. Ruang kerja Setya Novanto juga digeledah oleh Penyidik KPK pada 19 Maret 2013.

Tersangka dalam kasus itu adalah mantan Gubernur Riau Rusli Zainal. Terkait kasus ini, Setya membantah keterlibatannya. Dia juga membantah pernah menerima proposal bantuan dana APBN untuk keperluan PON Riau atau memerintahkan pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Riau (Dispora Riau) untuk menyerahkan uang suap agar anggaran turun.

reporter : nanorame

Check Also

Teka-teki Pendamping Ganjar, Hasto: Agustus Sebagai Bulan Keramat

PDI Perjuangan telah menunjuk Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang akan bertarung pada 2024 mendatang. …

Watch Dragon ball super