Pilgub DKI Rentan Sara, Tak Ada Calon Gubernur Bicara Program

oleh
oleh

Jakarta, sketsindonews – Suasana jelang Pilikada DKI Jakarta 2017 mulai memanas, terkait pro kontra dukungan, penolakan RT/RW dan munculnya Calon Gubernur Muslim terus di wacanakan.

Dirhamul Nugraha Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Walikota Jakarta Barat, pada hari senin (01/8) mengakui bahwa diwilayah Jakarta Barat banyak bermunculan komunitas dukungan Cagub Pilihan Muslim, ada 54 titik wilayah yang sudah kami ketahui. Begitu pula dengan adanya pro kontra RT/RW dimana pelayanan tanpa harus melalui mekanisme RT/RW terus menjadi perkembangan miring di masyarakat.

“Namun demikian, Jakarta Barat sangat kondusif walaupun hangat jelang pilikada 2017,” ujarnya.

Sementara Pengamat Sosial (Social Researches) Dr.Firdaus Syam dari Unas kepada sketsindonews.com menjelaskan bahwa konstalasi dukungan pro dan kontra sudah pada ambang yang tidak realis.

Hal tersebut muncul krtika ketidak sukaan yang sudah menjurus pada issue SARA, Etnis dan Agama di tingkat masyarakat.

“Dalam menciptakan Demokrasi yang pluralistik, kemajemukan pro kontra wajar saja, namun jangan lagi persoalan “SARA” menjadi komoditas propaganda (campaign),” harapnya.

Itu salah, kata Firdaus, serta menjadi sebuah kemunduran bagi Kota Jakarta.

Firdaus Syam Dosen Pasca Sarjana Unas Ilmu Sosial dan Politik kembali mengajak semua komponen masyarakat tidak lagi bermain pada kerentanan Etnis.

“Seharusnya para calon kandidat Gubernur DKI Jakarta, entah itu Adyaksa, Yusril Ihza Mahendra, Risma, Sandiaga Uno atau Basuki alias Ahok untuk secara gentlemen sudah melakukan komentar di masyarakat yang realiatis, tertuju pada program kerjanya bila memimpin Jakarta,” paparnya.

“Bukan pada hujatan ini Calon Gubernur Islam, itu Gubernur Kafir, terkotak sistem primordialisme yang sempit, pungkas Syam,” tambahnya.

Diharapkan juga agar Pendidikan politik masyarakat harus di ciptakan oleh para masyarakat dukungan pilgub. ‌

“Sehingga Jakarta yang menjadi parameter Demokrasi dalam pilgub lebih secara santun mengajarkan politik yang Elegance,” pungkasnya. (Nr)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.