Politik Etis, Pintu Pendidikan Anak Jajahan

oleh
oleh
banner 970x250

Oleh : Kolonel Sus Yuto Nugroho

Tulisan Verboden voor Honden en Inlander kerap dipasang di pintu masuk tempat hiburan atau tempat-tempat dimana orang-orang Belanda berkumpul mencari kesenangan. Beruntung saat itu di Hindia Belanda hanya segelintir orang pribumi yang bisa baca tulis dan berbahasa Belanda. Kalaupun ada pribumi yang berada di dalamnya, mereka tak lebih sebagai jongos yang melayani para Sinyo dan Noni Belanda yang sedang dansa dansi atau bercengkrama menghibur diri.

banner 300x600

Di awal abad ke-20 sekira 90 persen penduduk Hindia Belanda buta huruf. Di tahun 1902, di Jawa hanya 4 orang Bupati yang bisa menulis dan lancar berbahasa Belanda. Mereka adalah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, Bupati Jepara RMA Ario Sosrodiningrat, Bupati Ngawi RMT. Kusumo Utoyo dan Bupati Serang PA. Achmad Djajadiningrat.

Maka tidak mengherankan, jika tulisan Verboden voor Honden en Inlander yang berarti Dilarang Masuk Anjing dan Pribumi ini tidak berpengaruh apalagi sampai menyinggung perasaan. Padahal artinya sangat merendahkan derajat para pribumi, pemilik tanah air yang sah.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.