sketsindonews – Banyak orang berpikir kesamaan kesukaan beberapa orang salah satunya karena mereka sedarah, tentu saja tidak. Banyak juga orang berfikir perilaku orang itu bisa sama karena mereka kakak-adik, mungkin saja iya, tapi menurut saya tidak.
Orang yang memiliki hubungan darah atau lahir dari rahim yang sama belum pasti memiliki kepribadian yang sama.
Pada tahun 2000, detik-detik jam hari Aldo lahir terasa semakin dekat, jantung berdebar keras akan kedatangannya, setiap orang yang menunggu di rumah sakit tak sabar menunggu.
Terdengar teriakan bayi dan seorang suster memberi kabar bahwa mama saya sudah melahirkan anaknya yang kedua dan berkelamin laki-laki, yang bernama Aldo. Senang rasa mendengar kabar baik seperti itu dan saya sudah menjadi abang.
Saudara atau yang saya sebut adik, sudah mulai belajar gitar dari Aldo masih SD. Aldo belajar gitar dari saya dengan pembelajaran dasar kunci gitar.
Setelah Aldo menguasai kunci dasar, saya sudah tidak mengajari dia bermain gitar lagi karena saya tipe orang yang tidak bisa bersabar.
Namun, pada pertengahan 2014 Aldo sudah mulai mahir memainkan alat musik gitarnya, yang sudah melebihi cara bermain gitar saya.
Pada dasarnya saya bermain gitar karena mengikuti tren dari teman sekolah, berbeda dengan halnya adik saya Aldo yang bermain gitar karena memang sudah niat dari awal dan gigih berlatih gitar setiap harinya.
Banyak perbedaan antara saya dengan Aldo, misalnya hobi, hobi saya hanya bermain laptop, sedangankan dia bermain gitar.
Sifat, sifat Aldo yang pendiam, sedangkan saya yang aktif.
Dari ketidaksamaan kami membuat kami jarang sekali akrab di rumah. Namun, pada pertengahan 2016 adik saya lulus SMP, dia meneruskan SMA di Jakarta dan membuat Aldo harus tinggal di Jakarta dengan saudara kami.
Awal hari saat Aldo pergi masih biasa terasa namun, setelah beberapa hari baru mulai terasa kehilangan sebagian dari kebiasaan yang tidak bisa dilakukan dengan sendirinya tanpa orang itu.
Mungkin perasaan itu yang membuat saya dan Aldo merasakan bahwa dari ketidaksamaan kami bisa melahirkan kerinduan dan kehangatan dari saudara yang terikat sedarah.
Rasa rindu, terus membayangi ketika saya mengingat kami sedang bermain bersama, bertengkar bersama, sedih bersama dan bahagia bersama.
Walaupun Aldo hanya seminggu sekali pulang ke rumah, itu tidak membuat rasa rindu sebagai abang tergenapi.
(Yosua Tobing)