Straits Times : Ceritra Di Balik Keraguan SBY Saat Menjabat Presiden

oleh
oleh

“Aktualitasnya tinggi, menyangkut tahun politik 2014. Penuturan dengan kosakata sederhana dan bukan dengan analisis ilmiah menjadi daya tarik lainnya.

Tanpa sengaja menjadi bonus plus untuk legacy SBY: bukan hanya tentara, presiden, melainkan juga penggubah lagu dan penulis buku.”

Demikian petikan ulasannya. Buku yang terbit berbarengan dengan banjir besar di Jakarta dan Manado serta letusan besar Gunung Sinabung di Tanah Karo itu tampaknya ingin menggaris bawahi warisannya selama 10 tahun dan prospek bagi masa depan karir politik anak-anak dan keluarganya.

Sewaktu menjabat presiden pada periode pertama, SBY memang berhasil merehabilitasi Aceh setelah bencana gempa bumi dan tsunami dahsyat; merangsek teroris Islam, dan mengubah ekonomi Indonesia sumringah.

Ia menang besar pada Pemilu 2009 dengan janji memberantas korupsi. Namun, setelah disumpah untuk kedua kalinya, SBY malah seolah membiarkan booming ekonomi dikelola secara buruk; keputusan-keputusan politik penting dibuang ke semak-semak, dan; Partai Demokrat dan orang-orangnya ramai-ramai terjerumus ke skandal korupsi besar di negeri ini.

Yohanes Sulaiman, pengajar di Universitas Pertahanan Indonesia,  mengatakan, “Presiden adalah orang baik yang berjuang keras untuk mencoba, namun menghilangkan banyak kesempatan. Itu yang diingat masyarakat.”

“Ia selalu takut. Ia hanya ingin disanjung soal apa-apa yang telah dibuatnya,” kata Ketua Apindo, Sofjan Wanandi.

Pada Agustus 2014, Joko Widodo memohon pada minggu-minggu terakhir di kekuasaan SBY agar SBY menghentikan subsidi bahan bakar minyak.

Uangnya bisa membuat presiden penggantinya itu sejenak punya ruang fiskal yang longgar untuk melakukan manuver dan jelas menghindarkan Jokowi dari kebijakan tak populer: menaikkan harga BBM. SBY, yang sebenarnya tak punya apa pun yang dipertaruhkan kecuali popularitasnya, menolak. “Ia mengatakan kepada saya, sekarang bukan waktu yang tepat,” kata Jokowi di depan wartawan setelah pertemuan itu.

Selalu ada pilihan, demikian judul buku SBY itu, tapi ia ternyata tidak pernah memilih.

Citra SBY

Awal November lalu, Straits Times Press Books menerbitkan buku “The Loner: President Yudhoyono’s Decade of Trial and Indecision”. Buku yang ditulis wartawan kawakan John McBeth itu mengisahkan 10 tahun kekuasaan SBY, hingga detail-detail yang tak terungkap media.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.