Tak Kenal Maka Tak Sayang, “Si Kumis Gimbal Ferry Iswan Maju Senator Pluralism Bukan Golongan”.

oleh
oleh

Jakarta, sketsindonews – Sosok Fery Iswan, SH.MH sudah tak asing aktivis yang menggeluti berbagai organisasi ini, akhirnya memutuskan untuk maju dalam pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah Dapil DKI Jakarta.

Khas dengan kumis gempalnya yang melintang menjadikan “Anak Betawi Paseban” ini bertekad menjadi politisi sekaligus senator daerah.

Sejak mudanya  Ferry sudah menjadi aktivis hingga di kampus saat inipun rumah miliknya dijadikan tempat mangkalnya para aktivis muda untuk sekolah politik.

Dimensi Centre lembaga kajian tak tanggung dibuatnya menjadi inspirasi anak muda yang nota bene menjadi “bengkel diskusi” menyikapi berbagai issu trend baik ekonomi, sosial dan politik.

Ferry “si Kumis Gimbal” yang juga mantan Komisoner KPUD Jakarta Pusat saat ditanya sketsindonews.com ihwal majunya sebagai calon DPD mengatakan, membangun karakter pribadi politik adalah seni, dimana kalo kita mau berjuang harus terjun menjadi profesi politikus bagi kepentingan umat, ujarnya. (26/5)

Hanya peran DPD yang bukan eksklusif menjadikan ia maju dalam pemilu agar bisa mendorong konsepsi pemikiran negara kesejahteraan, yah salah satunya menjadi senator daerah yang pluralism. bukan golongan atau partisan dimata warga.

“Kehadiran menjadi calon DPD (senator) telah ada setelah jaringan miliknya banyak menghimpun sebagai modal politik, sulit memang dimana stigma masyarakat pendanaan politik hingga saat hanya di hitung besarnya investasi pendanaan dari sebuah kekayaan materi.”

Jadi kata Ferry, gak salah muncul politisi dhuafa, padahal konsepsi representasi politik adalah dukungan moril dengan segala dukungan masyarakat pada nilai mencerdaskan, selain membangun  komitmen pada warga pemilih (konstituen) yakni : dalam memajukan menuntaskan kesejahteraan dan lingkungan.

Masyarakat cerdas diharapkan menjadi pilihannya dalam menjaring dirinya bukan untuk menjadi follower, tapi ia mengajak warga Jakarta bahwa dirinya menjadi DPD berkat sebuah komitmen warga untuk menunjuk dirinya secara sadar menjadi representasi Daerah atau Wakil Rakyat atau Suara Tuhan secara bersama melaksanakan titah mengawal amanah.

Dirinya (Ferry) mengakui, “Saya tak akan bisa apa – apa dan berbuat apa jika peduli masyarakat tak bersama dalam mewujudkan perubahan perjuangan,” ucapnya.

Terwakilan kesamaan pandangan akan mendorong dirinya menjadi optimisme bekerja sesuai hati nurani, karena investasi rakyat dukungan. Itu saya harus kembalikan menjadi pekerjaan sosok senator bukan dirinya melainkan karena pemikiran yang sama menunjuk keterwakilan dari berbagai komunitas atau jaringan, tutup Ferry

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.