sketsindonews – Jelang hari raya kata-kata mudik menjadi hal yang sangat sering diucapkan dan muncul dalam media sosial serta dalam pemberitaan.
Namun, apakah masyarakat Indonesia secara umum dan khususnya Jakarta memahami bagaimana kata Mudik tersebut muncul pertama kali.
Seperti dilansir dari Wikipedia kata mudik berasal dari kata “udik” yang artinya selatan/hulu.
Dimana pada saat itu di Jakarta ada wilayah yang bernama Meruya Udik, Meruya Ilir, Sukabumi Udik, Sukabumi Ilir, dan sebagainya.
Saat Jakarta masih bernama Batavia, suplai hasil bumi daerah kota Batavia diambil dari wilayah-wilayah di luar tembok kota di selatan.
Karena itu, ada nama wilayah Jakarta yang terkait dengan tumbuhan, seperti Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kebon Nanas, Kemanggisan, Duren Kalibata, dan sebagainya.
Para petani dan pedagang hasil bumi tersebut membawa dagangannya melalui sungai.
Dari situlah muncul istilah milir-mudik, yang artinya sama dengan bolak-balik. Mudik atau menuju udik saat pulang dari kota kembali ke ladangnya, begitu terus secara berulang kali.
Sementara saat ini mudik lebih diartikan kepada kegiatan perantau/pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya.
(Eky)