Agus Sujarwadi Bahas Karakter Politik Pemimpin Pamekasan

oleh
oleh

“Dan keempat, idealisme “wang/duit”. Kepala daerah yang memiliki idealisme seperti ini akan kerap menggunakan jurus aji mumpung pajan chit lom (kapan lagi),” terangnya.

Agus menjelaskan, akhirnya untuk tujuan-tujuan itu banyak orang mau melakukan praktik-praktik tak terpuji, sogok, jual beli suara, intimidasi dan lain-lain. Dengan realita seperti ini, benar sekali kalau sebagian orang menganggap bahwa politik sebagai “bisnis” yang kotor.

“Alasan dari asumsi ini kiranya pertama-tama bahwa berpolitik berarti mencari dan mempertahankan kekuasaan. Untuk mendapatkannya, lawan harus dipukul tanpa ampun dan sahabat yang kuat harus dijegal sebelum menjadi ancaman. Benar tidak,” tanyanya.

Agus kemudian mengurai beberapa kajian masalah politik. Di Pamekasan teori politik sekadar kamuflase cukup potensi. Sebab banyak pemimpin politik di Pamekasan masih jauh dari kelayakan masayarakat yakni sektor perubahan daerah yang dipimpinnya tidak mengimbas apa-apa terharap rakyat.

“Menjadi seorang politisi, sebenarnya jangan kita mengandaikan kesetiaan dan jangan terlalu percaya pada cita-cita politisi semacam ini, yang mereka cari hanyalah kekuasaan dan demi kekuasaan itu segala nilai lain harus dikorbankan. Cita-cita luhur dan tujuan-tujuan terpuji politisi tidak lebih dari sekadar kamuflase belaka, bagi kepentingan mereka yang sebenarnya adalah kekuasaan dan “wang/duit”,” ungkapnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.