Rencana Pengembangan Kawasan Mangrove Di Jambi

oleh
oleh
Foto Istimewa

Jambi, sketsindonews – Mungkin belum begitu banyak orang yang mengetahui tentang apa saja potensi pariwisata yang di miliki oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama ini. Padahal Pemerintah Daerah dalam hal ini bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto SE sangat berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai salah satu distanisi obyek wisata yang paling popular di propinsi Jambi. Keinginan kuat tersebut disampaikan pada saat berbincang-bincang dengan beliau belum lama ini tentang apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Salah satunya adalah pengembangan kawasan hutan mangrove yang nantinya akan menjadi cikal bakal pengembangan kawasan echo wisata dan wisata bahari. Untuk itu dalam tahun 2017 ini tercatat ada 20 desa yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur akan memperoleh anggaran sebesar Rp 50 juta, dimana anggaran tersebut bersumber dari Dana Desa. Selain itu bupati menegaskan bahwa untuk kegiatan penanaman mangrove tersebut sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat yang ada di masing-masing desa dengan pola padat karya sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan serta menekan angka pengangguran.

Sistem pelaksanaan kegiatan tersebut tentunya akan di awasi oleh LSM selaku pendamping. Ditambahkan oleh bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto, SE, bahwa sistem pelaksanaannya sangat berbeda dengan kegiatan sebelumnya, dimana selama ini penanaman yang dilakukan dengan cara habis di tanam di tinggal tanpa pemeliharaan, sehinggga mangrove yang di tanam banyak yang gagal. Sehingga untuk kegiatan kali ini agak berbeda dimana berapa yang di tanam itu yang dibayar dan itupun pembayarannya di lakukan setelah enam bulan masa pemeliharaan, sementara selama kegiatan hanya memperoleh memperoleh insentif pemeliharaan selama enam bulan.

Disampin itu Direktur Eksekutif LSM Foksmades, Arie Suriyanto sangat mendukung program tersebut, dimana kedepannya lima tahun setelah program ini dilaksanakan, diyakini Kabupaten Tanjung Jabung Timur lima tahun kedepannya akan memiliki kawasan hutan bakau yang sangat potensial untuk di kembangkan sebagai kawasan echo wisata dan sekligus cikal bakal pengembangan wisata bahari.

Kita harus belajar dengan daerah- daerah lainnya tentang bagaimana mengembangkan kawasan hutan mangrove sebagai kawasan echo wisata, sebagai contoh pantai indah kapuk Jakarta, Karangsong Indramayu, Desa Bedono Jepara serta Kawasan Echo wisata Nusa Dua Bali, semuanya telah mampu menyumbangkan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Bahkan tahun ini juga LSM FoksmadesĀ  akan mencanangkan program echo wisata di wilayah kecamatan Nipah panjang, dimana kegiatan tersebut nantinya akan menggunakan dana CSR dari sejumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, saat ini proposalnya tengah disusun untuk di expose. Rencana kegiatan tersebut akan di mulai bertepatan dengan peringatan hari lingkungan hidup sedunia tanggal 5 juni 2017.

Semoga niat baik ini tentunya mendapat dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur demi menyelamatkan kerusakan lingkungan di wilayah pesisir.

Oleh: Direktur Eksekutif LSM Foksmades, Arie Suryanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.