Jakarta, sketsindonews – Pernyataan Anggota DPR RI Siti Hediati Heriyadi tentang reformasi yang tidak membuat Indonesia lebih baik disayangkan banyak kalangan.
Putri mantan Presiden Soeharto dinilai mengabaikan banyak fakta terkait penguatan peran masyarakat sipil dalam proses pembangunan nasional.
“Kami menilai pernyataan anggota DPR Siti Hediati Heriyadi atau Titiek Soeharto itu menyesatkan seolah mengabaikan fakta jika ada perbedaan sangat besar masa orde baru dengan masa reformasi,” ujar Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Rumah Gerakan (RG) 98 Wawan Purwandi dalam rilisnya di Jakarta, kemarin. (13-03-2017)
Dia menjelaskan sejak runtuhnya Orde Baru terjadi perubahan besar-besaran (bing-bang) dalam tatanan ber-bangsa dan bernegara di Indonesia.
Jika sebelumnya semua aktivitas pembangunan serba bersifat sentralistik, maka dengan adanya Reformasi proses pembangunan dilakukan dengan sistem desentralisasi yang ditandai oleh pelibatan aktif masyarakat.
Sementara di jaman orde baru sebelumnya banyak kejahatan kemanusiaan seperti pelanggaran HAM , penculikan dan penghilangan para aktivis , teror dan intimidasi lain nya terlebih kejahatan kerah putih, korupsi yg meraja lela dan pelakunya bebas dari kejahatan itu sendiri .
Sehingga tumbuh berkembang praktik-praktik partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas di tiap level legislatif, eksekutif, dan yudikatif.