Jakarta, sketsindonews – Masyarakat Jakarta punya tradisi unik saat Lebaran, yakni semuanya ingin serba baru apa yang ingin dikenakan dalam kebutuhan pernik sandang, pangan dan papan.
Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi kaum Muslimin setelah sebulan penuh melakukan ibadah puasa.
Namun kebutuhan sandang pangan dengan segala konsekwesninya juga perlu ada dalam sajian dirumah untuk menjamu silaturahim lebaran.
Bagaimana dengan kocek anda …
Tapi kebutuhan bisa banyak pilihan, apabila kocek yang dimiliki dapat disesuaikan, bisa orang berpergian pusat belanja (Mall), Toserba, atau Pedagang Kaki Lima (PKL) binaan Pemprov ataupun makin maraknya PKL illegal.
Pantauan sketsindinews.com bahwa keinginan orang belanja produk tergantung pilihan serta isi kocek (dompet), mereka tak sungkan walaupun produk Kaki lima.
Diwilayah DKI Jakarta ada beberapa titik PKL yang membuat pilihan kocek menjadi solusi alternatif berbelanja saat masyarakat memenuhi kebutuhan lebaran , diantaranya ;
Pasar Loak Poncol
Pasar yang sudah menjadi icon di bungur Kecamatan Senen yang menjadi lahan fasum fasos pemda DKI Jakarta sudah puluhan tahun berdiri yang merupakan binaan Sudin UMKM Jakarta Pusat dalam layanan setiap tahunnya jelang lebaran menjadi alternatif kebutuhan masyarakat menengah kebawah.
Pasar loak poncol dengan aneka produk bukan hanya pada pakaian tapi produk lain juga tersedia sesuai kebutuhan cara memilih kebutuhan prioritas rumah tangga.
Pasar ini yang sejak berdiri telah beberapa kali di renovasi oleh pihak pemerintah DKI, namun hingga kini dengan jumlah hampir 1000 lebih pedagang masih terkesan kumuh serta model yang tidak modern sesuai bentuk pasar layaknya di DKI Jakarta.
PKL Jiung Bendungan Jago
Sudah hampir puluhan tahunnya pula PKL ini berdiri di tengah jalan setiap sore hingga malam hari dini hari menutup jalan kawasan Bendungan Jago Kemayoran.
Sejak bulan Ramadhan sampai jelang lebaran PKL Jiung terus melebarkan sayap hingga jembatan orang pun dipergunakan.
