Walaupun Ia murka karena mereka memberontak dan mendurhaka terhadap-Nya, kasih setia-Nya yang dulu mereka nikmati tidak pernah benar-benar diangkat dari mereka.
Oleh karena itu, mereka berani berseru kepada-Nya serta memanggil Tuhan sebagai “Bapa” dan “Penebus” agar Ia bersegera menolong mereka.
Dinamika kehidupan anak-anak Tuhan mirip dengan jatuh bangunnya umat Israel.
Kita begitu mudah melupakan anugerah Tuhan dan melakukan perbuatan yang mendukakan Roh Kudus. Kadang kala Allah “terpaksa” menghukum kita dengan membiarkan penderitaan menerpa kita. Puji syukur kepada Tuhan, kasih setia-Nya tidak pernah berubah.