Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi juga menyampaikan bagaimana Indonesia menangani masalah terorisme dengan program deradikalisasi.
Diyakininya, dengan progam ini, Presiden mengatakan bahwa hanya 3 dari 560 mantan aktor teroris, atau hanya 0,53 persen yang berkeinginan melakukan aksi terorisme kembali.
Pemerintah Indonesia juga telah merekrut para pengguna akun sosial media berpengaruh untuk menyebarkan pesan perdamaian.
“Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama juga berperan penting dalam menyebarkan perdamaian dan ajaran Islam yang toleran,” ujarnya lebih lanjut.
Di akhir sambutannya, Presiden menegaskan bahwa Indonesia adalah sebuah negara majemuk. “Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Indonesia juga merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” ucapnya.
Dengan posisi yang unik dan strategis ini, ucap Presiden, Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya global untuk memberantas terorisme serta menyebarkan perdamaian dan toleransi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam sesi I tersebut adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
redaksi