Menurut Jazuri perajin ondel-ondel, boneka besar ini sudah ada sejak abad ke-16. Dulu ondel-ondel di pakai untuk ritual adat, sekarang jadi hiburan dan pajangan. Jika ke kelurahan atau kecamatan sering melihat ada dua boneka besar yang berdiri di depan pintu masuk, nah itu ondel-ondel.
Jazuri menambahkan pembuatan, ondel-ondel terbuat dari bambu pada rangkanya dan untuk wajah ataupun kepala terbuat dari bubur kertas, tapi seiring perkembangan zaman bahan yang terbuat dari bubur kertas saat ini diproduksi dengan menggunakan fiber atau resin.
Ondel-ondel juga ada yang versi kecil (miniatur), bahan-bahan pembuatan biasanya dari kayu atau juga dari kertas art carton untuk menjadi pajangan agar mengingatkan kembali tentang budaya Betawi.
Ditulis dalam buku karangan Cai yang berjudul Ngubek-Ngubek Jakarte, menjelaskan ondel-ondel berbentuk boneka berbadan besar dengan rangka anyaman bambu berukuran kurang lebih 2,5 meter. Rambut ondel-ondel yang terbuat dari sapu ijuk. Tinggi dan garis tengahnya kurang dari 80 cm, ini juga sudah dipikirkan matang supaya orang yang ada di dalam ondel-ondel bisa bergerak bebas.
Layaknya manusia ondel-ondel ini juga mempunyai jenis kelamin. Dalam membedakannya tidak sulit biasanya ondel-ondel laki-laki dicat berwarna merah dan memiliki kumis untuk melambangkan keberanian dan perkasa. Sedangkan ondel-ondel perempuan dicat berwajah putih dan berbibir merah yang melambangkan kesucian dan keanggungan.