Uu mengungkapkan bahwa, Selama ini orang menganggap baik dan benar itu kaku, justru baik dan benar itu luwes, benar sesuai dengan kaidahnya dan baik sesuai konteksnya. Bahasa yang baik dan benar itu tidak menjadikan suasana menjadi lebih kaku, justru benar itu sesuai dengan kaidah dan baik itu sesuai dengan konteksnya atau sesuai dengan tempatnya.
“Bulan lalu saya menjadi juri media koran bahasa Indonesia terbaik, ada 78 koran seluruh Indonesia, dari 78 itu sekitar 60 buruk. Akhirnya terpilihlah 10 terbaik, kemudian dari 10 terbaik itu ada 2 dari luar Pulau Jawa, yaitu Lampung dan Kalimantan Tengah. Sebenarnya kalau mencari keburukan dan kesalahan orang lain itu gampang, yang susah itu kita mencari kebaikannya,” tukasnya pada Sabtu (15/12) di Tempo Building, Palmerah Barat, Jakarta.
Ia menambahkan bahwa, sebaiknya menggunakan kata yang ada dalam kamus (KBBI), pilihlah kata yang dipahami oleh banyak orang dan jangan menciptakan kata sendiri yang jauh dari makna sebenarnya. Bahasa bukanlah soal salah atau benar, tapi bisa juga soal pilihan.