Bali, sketsindonews (27/3) – Kerjasama Indonesia – Australia dalam sektor transportasi diharapkan dapat lebih berkembang pada sektor pendukung lainnya. Hal tersebut menyusul telah ditandatanganinya Ship Safety Inspection & Solid Bulk dan Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada awal Maret 2019 tentang angkutan barang dan jasa antar kedua negara di era perdagangan bebas.
“Indonesia telah banyak menerima masukan terkait sektor transportasi laut dan udara dari pemerintah Austalia. Dengan MoU baru tersebut diharapkan kerjasama lebih berkembang di sektor pendukung lainnya sesuai perjanjian kerjasama yang baru,” demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Djoko Sasono saat membuka Indonesia-Australia Transport Sector Forum (TSF) di Bali, Kamis (28/3).
Kerjasama bidang transportasi antara Indonesia dan Australia telah berlangsung sejak tahun 2004 melalui perjanjian “The Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP)”.
Untuk tahun 2019, kerjasama kedua negara tersebut berkembang membahas isu baru yaitu meliputi sektor perhubungan darat, pengembangan Sumber Daya Manusia bidang transportasi, dan penelitian pengembangan bidang transportasi.
Salah satu topik pembahasan pada Executive Meeting TSF yaitu kerjasama program terkait inspeksi keselamatan kapal dan angkutan barang “The Ship Safety Inspection and Solid Bulk Cargo” antara kedua negara sesuai dengan kesepakatan yang tertera pada International Maritime Organization/ IMO di pelabuhan internasional Indonesia. “Kami juga meminta dukungan dari Australia untuk dukungan pada pemilihan dewan IMO periode mendatang” tambah Djoko.
Lebih lanjut, Sesjen Djoko mengatakan ingin menghidupkan kembali pertukaran pejabat Indonesia ke Australia yang pernah dilakukan pada tahun 90-an untuk capacity building.
“Peningkatan kapasitas terkait SAR and rescue diharapkan berdaya guna mengingat karakteristik daerah di Indonesia (rawan bencana), sehingga kita ingin semua lebih cepat,” lanjut Djoko.