Pengorbanan di Bulan Ramadan

oleh
oleh

sketsindonews – Waktu untuk keluarga sangat berharga di bulan puasa. Tetapi tidak untuk pria ini, ia bekerja sepenuh hati dengan semangat mengais rezeki. Usia yang sudah senja tak menghalangi niatnya.

Walau kelihatannya tidak seberapa, pria ni berjasa untuk menjaga banyak nyawa. Palang pintu rel kereta, tempat yang tidak terlihat mulia, namun tetap berguna bagi banyak orang sebagai jalan utama.

Tidak ada bangunan kokoh seperti tempat palang pintu kereta lainnya, hanya ada gubuk sederhana yang tetap basah bila hujan tiba. Panas juga melanda jika matahari sudah berada pada puncaknya, terasa seperti sudah di atas kepala. Rel kereta dekat jalan Juanda lokasi bapak itu bekerja. Menit demi menit, dan jam demi jam berlalu, pria itu tetap menjaga palang pintu dengan wajah yang tersenyum selalu.

Rasa belas kasih yang kadang bercampur haru tiap kali saya bertemu pria itu. Wajah penuh keikhlasan terpancar jelas di kerut mukanya yang penuh goresan.

Hanya kardus coklat air minum kemasan yang selalu setia jadi teman. Pengendara motor banyak yang berlalu lalang tanpa hirauan, namun pria itu tetap melayani tanpa mengharapkan imbalan. Rata-rata hanya pengendara mobil yang memberinya sedikit uang atas jasanya.

Namun, tetap ada pula pengendara motor yang memang menghargai kerja kerasnya. Waktu ramadan tidak menjadi penghalang ia bekerja, panas terik dan haus melanda bukan jadi persoalan bagi dirinya.

Di suatu malam saat aku melintasi palang pintu kereta itu, aku melihat pria itu masih bekerja. Jam sudah menunjukkan tengah malam, namum pria itu tetap disana. Dalam benakku, pria ini adalah pekerja keras yang penuh ikhlas dan tekadnya melayani orang-orang tidak mengenal kata puas.

(Danar Jatikusumo, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.