Meski mengaku makin memahami filosofi hidup melalui golf, Masyhudi menekankan bahwa filosofi yang hanyalah berasal dari pengalaman dirinya sebagai golfer, dan ini akan berbeda pada setiap individu yang telah lama menjalani hidup.
Apakah hobi golf yang digandrungi mempengaruhi tugas selama menjadi jaksa? “Di saat senggang saya sempatkan latihan, namun bilamana ada panggilan tugas maka lapangan golf harus saya tinggalkan. Karena pekerjaan saya adalah hamba hukum yang harus mengutamakan pengabdian ketimbang hobi.”
REKAM JEJAK
Masyhudi yang dalam bekerja selalu memakai motivasi hidupnya yaitu ‘selalu optimis akan menjadikan hidup kita lebih baik’ itu memulai karirnya sebagai jaksa saat dipercaya sebagai Kasubsi Sumber Daya pada Seksi Ekonomi Intelijen Kejati Lampung tahun 1993.
Setelah itu, lelaki murah senyum ini mendapat tugas sebagai Kasubsi Oharda Pidum Kejari Tembilahan, Riau, sejak tahun 1996-1998.
Lalu pada tahun 1998 hingga 2001 Masyhudi dipercaya sebagai Kasubsi Ekonomi Intelijen di Kejari Jakarta Timur. Kemudian tahun 2001 menjadi anggota satuan tugas (Satgas) intelijen pada Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM Intelijen) Kejaksaan Agung RI.
Setahun kemudian, tepatnya 2002, Masyhudi ditugaskan sebagai Kasi Penuntutan Pidana Umum pada Kejati Banten. Karir Masyhudi mulai bersinar sejak dipercaya menjadi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Luwuk, Sulawesi Tengah, pada 15 September 2005.
Tiga tahun bertugas sebagai Kajari Luwuk, pada April 2008 Masyhudi kembali mendapat promosi sebagai Asisten Pidana Umum (Aspidum) Kejati Riau.