Namun, Perubahan pola aktivitas pada kawasan yang tidak dapat berasimilasi secepat perubahan elemen fisik yang mengakomodasinya cenderung menghasilkan ketimpangan adaptasi antara pola aktivitas, perilaku (sebagai aspek tatanan sosial) dengan tatanan fisik.
“Tidak terkecuali penataan jalur pedestrian Senen – Salemba Raya yang mengaplikasi pola terintegrasi dengan ragam aktivitas di dalamnya juga harus mengikuti trend kebutuhan,” ujarnya.
Bahwa pemanfaat pedestrian nyatanya tidak selalu sebagai sarana berjalan kaki, bahkan tidakn sedikit sebagai salah satu tujuan wisata kuliner, belanja dan rekreasi.
Pedestrian senen misalnya, kawasan tersebut telah lama dikenal sebagai pusat belanja kuliner dan rekreasi yang sampai saat ini bisa dikembangkan secara baik.
“Tinggal bagaimana peran SKPD untuk turut memiliki responsif dalam menciptakan kolaborasi, inspirasi serta melayani kepuasan ekologis dan manusia dalam memartabatkan penataan lingkungan,” paparnya.