Lawan Covid-19, Perang atau Prank?

oleh
oleh
Tangguh Sipria Riang

Mendingan mana, Aamir Khan atau Ferdian?

Terlepas dari prank sampah Ferdian, warga lain pun hendaknya patuh. Tidak dibenarkan juga untuk berkeliaran dan berkumpul hingga subuh. Karena wabah Covid-19 belum pergi jauh.

Pemerintah sebetulnya punya solusi tepat. Salah satunya, bansos rakyat. Supaya makin merakyat, ditambahkan stiker wajah pejabat.

So, Gaes. Mari, sama-sama kita pahami.

Pandemik Covid-19 adalah wabah global, bukan lokal. Tidak pantas dijadikan konten nakal. Stop kebijakan tipu-tipu nyeleneh penuh intrik. Stop curi-curi panggung politik.

Covid-19 adalah musuh bersama. Garda terdepan adalah kita semua. Bukan jurnalis, bukan paramedis. Melainkan kamu. Iya, kamu. Di rumah aja dulu.

Ibarat persiapan menghadapi medan tempur, seluruh masyarakat dikenakan wajib militer.

Perang melawan Covid-19. Bukan prank, Gaes!

Akan tetapi. Dari sekian banyak prank, ada satu yang paling fenomenal. Yaitu, prank kolonial. Awal datang, mengaku calon mitra. Menebarkan misi mulia.

Itikad baiknya, transaksi rempah-rempah. Terpikat sumber daya alam melimpah.

Lama-kelamaan, mereka pun mulai mendeteksi. Bahwa ternyata, bangsa ini target prank potensial. Tiada lagi mitra transaksi. Semua sektor dialihkuasa total.

Kini, prank penjajah menginspirasi sebagian besar politisi. Hanya saja ada sedikit modifikasi.

“Jika terpilih nanti, Saya akan terus menolong.”
(((Tapi, bo’ong)))

Prank Tipu-tipu saja.

Oleh: Tangguh Sipria Riang (Jurnalis, Pegiat Sosial, dan Pemerhati Lingkungan)

No More Posts Available.

No more pages to load.