Tanjungpinang, sketsindonews – Proyek pengadaan laptop sebanyak 2.400 unit dengan alokasi anggaran APBD Kepri Tahun 2019 terus menjadi sororotan. Hal tersebut dikarenakan proyek senilai Rp 22.3 Miliar di Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri tersebut diduga bermasalah.
Dugaan tersebut bahkan mendapat respon dari Forum Mahasiswa Pemerhati Kebijakan (FMPK) yang menggelar aksi demo di depan kantor Disdik Kepri, Pulau Dompak, Selasa (7/7/20) kemarin.
Dalam aksinya, kelompok mahasiswa tersebut bahkan mengatakan bahwa proyek tersebut sarat kepentingan. Bahkan pada aksi tersebut, Koordinator aksi, Mardani menyampaikan tuntutan yakni meminta kejaksaan tinggi untuk segera mengusut tuntas adanya Mark-Up proyek pengadaan laptop Tahun Anggaran 2019.
Lalu, mereka juga meminta Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK) untuk segera memproses ulang kebenaran jumlah laptop yang beredar di seluruh Provinsi Kepri. “Kami menduga pasti ada penyelewengan anggaran dari pengadaan laptop yang tidak sesuai dengan spek, harga dan jumlahnya tersebut,” kata Mardani dalam orasinya.
Tuntutan lain yang juga diserukan oleh Mardani adalah meminta lembaga penegak hukum dalam hal ini pihak kejaksaan Agung dan KPK untuk ikut andil memproses dugaan Mark- up pengadaan laptop di dinas pendidikan provinsi kepri. “Mendesak Komisi IV DPRD Kepri untuk menjelaskan fungsi pengawasannya terhadap pengadaan laptop yang telah dianggarkan tersebut,” tegasnya.
Terakhir, menutup aksi yang juga dikawal oleh Satpol PP tersebut, mereka memberikan waktu 7 kali 24 jam kepada kepala dinas Pendidikan Provinsi agar segera melakukan audensi terhadap para mahasiswa.
Proses Di Kejaksaan Tinggi
Dari pengakuan salah satu pejabat Eselon IV di lingkungan Disdik Kepri yang dikutip dari pinang.batampos.co.id yang tayang pada 23 Juni 2020 lalu, Proyek tersebut sudah dalam proses lidik di Kejati Kepri.
Pejabat yang enggan mengungkapkan identitasnya tersebut menjelaskan bahwa dalam proyek-proyek sebelumnya atau yang biasa terjadi adalah pengadaan dilakukan berdasarkan usulan yang disampaikan oleh masing-masing sekolah. Namun proyek laptop ini inisiatifnya datang dari Disdik.