Ia menegaskan, tidak ada satu alasan pembenaran apapun yang dapat dipakai seorang individu untuk menghilangkan nyawa atau juga menghancurkan rumah ibadah umat beragama apapun yang diakui di Indonesia. Karena itu sebagai negara hukum, pemerintah harus didukung untuk bertindak tegas dan keras kepada siapapun yang merusak aturan tata negara di bumi persada nusantara Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika ini.
“Jangan menyebarkan opini yang salah sehingga membuat aparat menjadi ragu dalam bertindak,” tegasnya.
Sembiring menyampaikan keprihatinan dan keheranannya bila teroris yang sudah jelas berniat sekalian bunuh diri malah justru dibela, sementara warga negara yang sedang beribadah dan menjadi korbannya dianggap lumrah sebagai resiko yang biasa saja. Apakah ada tokoh yang gagal paham atau memang terjadi kontaminasi menyikapi aksi teroris ini ?. Bila demikian maka pantas saja bila nyata sulit meredam benih radikalisme ini. Harusnya semua tokoh agama maupun tokoh masyarakat satu kata dalam mencegah pengaruh buruk ideologi asing atau paham radikal yang saat ini ditengarai sedang mencari lokasi bagi “negara” baru nya.
Bisa dilihat berapa banyak tokoh yang masih ragu-ragu bahkan tidak mau berkomentar apalagi mengutuk aksi teror bom gereja maupun serangan teroris ke Mabes Polri ,” tegasnya. Mantan Ketua Senat UGM ini sangat menyayangkan mengapa mudah sekali seolah-olah memaklumi aksi teroris dengan alasan sekedar salah asuhan atau keliru dalam memahami ajaran saja. Padahal aksi teror nya selalu berulang dan korbannya sudah terlalu sangat banyak.