Oleh: Letkol Sus Giyanto
Hari ini 21 April menjadi hari bersejarah, dimana menjadi salah satu moment istimewa bagi kaum wanita. Di bulan inilah bertepatan dengan bulan suci Ramadhan kita diingatkan dengan sosok Kartini yang mana identik dengan emansipasi wanita.
Beliau merupakan salah satu tokoh wanita sentral yang mempunyai peran strategis dan banyak cerita darinya, terkait perjuangannya. Seberapa jauh perjuangan yang diperankan ibu Kartini, sehingga perjuangan tersebut tidak jauh dari sebagaimana perjuangan wanita Sholehah di jaman Rosulullah. Dalam kontek inilah melalui momentum Ramadhan saya mencoba mengambil hikmah dari sisi perjuangan seorang wanita Sholehah dibalik moment Kartini dalam kacamata agama.
Kita tau bahwa wanita adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang mulia. Dalam Islam, kedudukan wanita dinilai agung, karena Islam sangat menjaga harkat dan martabat seorang wanita. Kemuliaan wanita ini bahkan disebutkan oleh Rasulullah SAW, yang artinya: ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholehah.” Kategori sholehah pada wanita tentu ada standar dan ketentuannya. Kesholehan dari seorang wanita akan dinilai sempurna bila memenuhi sifat maupun ciri sebagaimana dalam syariat islam, yakni :
Pertama, yakni menjaga sholat lima waktu
Ciri wanita sholehah yang pertama tentunya dapat dilihat dari seberapa dekat ia dengan Allah SWT.
Wanita yang sholehah tentu akan senantiasa mendirikan sholat lima waktu dengan khusyu’ tanda dirinya beriman kepada Allah Yang Menciptakan dirinya. Tak ada sesuatu yang mampu membuatnya lalai dari beribadah kepada Allah SWT.