Untuk menjaga kerahasiaan, waktu siaran sering dilakukan pada malam hari, dimulai pada pukul 21.00 malam sampai dengan pukul 04.00 dini hari. Stasiun Radio PHB AURI ini lebih dikenal dengan sebutan Stasiun AURI UDO. UDO merupakan callsign atau kode panggilan untuk Stasiun Radio PHB AURI di Bidar Alam, singkatan dari nama Sersan Udara Udoyo. Selain Sersan Udara Udoyo, Stasiun Radio Bidar Alam juga diawaki Opsir Udara III Dick Tamimi dan Sersan Mayor Udara Kusnadi.
Salah satu catatan penting peran Stasiun PHB AURI di Bidar Alam adalah keberhasilannya menyebarluaskan berita tentang Serangan Umum 1 Maret 1949. Siaran berita itu dilaksanakan pada pukul 02.00 pada tanggal 2 Maret 1949, ke seluruh jaringan radio AURI.
Berita Serangan Umum 1 Maret 1949 dikirimkan oleh Sersan Basuki Hardjo, Operator Stasiun PHB AURI PC-2 Playen Gunung Kidul dan diterima oleh Sersan Udara Kusnadi, Operator Radio di Bidar Alam. Keesokan harinya, 3 Maret 1949, berita Serangan Umum 1 Maret dilaporkan Opsir Udara III Dick Tamimi kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Dari Stasiun Radio PHB AURI UDO, radiogram diteruskan ke PHB AURI di Kutaraja Aceh, Rangoon dan ke New Delhi. Radiogram akhirnya diterima perwakilan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Lambertus Nicodemus Palar.
Pejabat perwakilan RI di PBB itu menyampaikan berita Serangan Umum 1 Maret 1949 di depan sidang Dewan Keamanan PBB pada tanggal 7 Maret 1949. Berita Serangan Umum 1 Maret 1949 membuktikan kepada dunia internasional bahwa pemerintahan Indonesia masih berdiri dan Tentara Nasional Indonesia mampu melakukan serangan balasan kepada Belanda. Berita PHB AURI sekaligus membalikkan pernyataan sepihak Belanda, jika pemerintahan Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia sudah tidak ada.
Di suatu kesempatan, Mr. Syafruddin Prawiranegara mengatakan, andai saja waktu itu tidak ada radio PHB AURI, maka eksistensi perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia mungkin tidak akan pernah diketahui dunia Internasional.
Oleh : Kolonel Sus Yuto Ngroho