Haikal menjelaskan, fenomena itu, yakni tipisnya margin elektabilitas, tak lepas dari fakta ketiga capres tampak sama saja di mata publik. Hinga kini ketiganya tidak mampu menghadirkan suatu gebrakan apakah itu dalam bentuk program atau minimal isu, janji politik, yang bisa memuaskan aspirasi rakyat. Khususnya di sektor keadilan, penegakan hukum, dan pemberantasan korupsi, tambah Haikal.
“Ketiga isu itu seolah menjadi gap antara capres dan rakyat. Hampir tak terdengar suara keras mereka soal itu, padahal itu yang ditunggu-tunggu rakyat” ujar Haikal aktivis 98 yang menginisiasi Masyarakat Maju Demokratis (MMD) dan mendeklarasikan Mahfud MD sebagai calon presiden.
Dalam situasi serba mengambang dan menjurus kepada kejumudan pilihan itulah, muncul sosok Mahfud MD yang mendobrak ekspektasi publik akan hadirnya keadilan di negeri ini. Dengan menampilkan keberaniannya mengusut dan mengejar kasus-kasus besar seperti Sambo, backing tambang, aset koruptor BLBI, indikasi pencucian uang 349 trilyun di Kemenkeu dan lainnya, Mahfud MD mengisi ruang kosong harapan rakyat yang ditinggal para capres.