Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Ditjen IKMA Ni Nyoman Ambareny mengatakan, saat pelaksanaan acara temu alumni, para peserta tak hanya berbagi cerita mengenai profil jenama atau brand yang dibangunnya masing-masing, namun juga tentang pengalaman mengikuti berbagai pameran di luar negeri dan berbagai capaian yang membanggakan lainnya.
Studio Dapur misalnya, sempat memamerkan produknya di Pameran Ambiente di Jerman. Ada pula Pemenang Kompetisi IFCA tahun 2021 melalui karya fesyen hasil olahan limbah kain dengan judul Beri Aku Waktu yang sempat ditawarkan di pameran di Belanda.
“Ada juga yang sudah membuka cabang di luar negeri, seperti Nianberia yang membuka cabang di Malaysia. Produk Indonesia dinilai baik di sana, jadi potensi pasarnya bagus,” ungkap Ambareny.
Ambareny menilai beberapa jenama Indonesia juga berhasil membawa misi perubahan di masyarakat dengan konsep sustainability business.
Salah satunya adalah jenama JE Couture yang mencoba melestarikan dan mengembangkan Batik Ciamis.
Kemudian, ada jenama After Waste yang ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap limbah sampah yang dihasilkan pada setiap pertunjukan musik. Ada pula jenama Kampoeng Radjoet yang ingin terus meningkatkan kesejahteraaan perajin di sentra rajut Binong Jati, Bandung.