Dua Kubu Partai Demokrat Sama-sama ‘BERDARAH’ Beda Tujuan

oleh
oleh
Ilustrasi Sengketa Kepemimpinan Partai Demokrat. [dok. sketsindonews]

Sengketa kepengurusan Partai Demokrat antara kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan kubu hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang dipimpin oleh Moeldoko hingga saat ini terus bergulir.

Babak baru permasalahan tersebut dimulai pada 3 Maret 2023 lalu, saat kubu Moeldoko mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) atas putusan sengketa kepengurusan Partai Demokrat.

PK tersebut merupakan langkah lanjutan dari putusan kasasi MA dengan perkara No.487 K/TUN/2022 yang diputus 29 September 2022 lalu terkait pengesahan AD/ART Partai Demokrat hasil Konferensi Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Cap Jempol Darah dan Donor Darah

Atas upaya PK tersebut, Partai Demokrat kubu AHY pun bereaksi dengan menggelar aksi cap jempol darah di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi No. 41, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/23) sebagai bentuk penolakan terhadap langkah yang diambil kubu KLB.

“Sebagai bentuk perlawanan, mari kita hadir kembali dan berikan dukungan dalam ‘Orasi Mimbar Bebas Selamatkan Demokrasi dan Aksi Cap Jempol Darah II’,” kata Wasekjen Demokrat Renanda Bachtar dikonfirmasi, Jumat (23/6/23), seperti dikutip dari detikcom.

Renanda menyebut kader Demokrat akan terus mengawal marwah partai. Ia menuding Moeldoko masih berusaha merebut partai untuk melakukan penjegalan terhadap Anies Baswedan.

“Merespons statement KSP Moeldoko yang menyebutkan ‘biar darahnya habis’ atas aksi cap jempol darah hari Jumat minggu lalu, dan KSP Moeldoko terus berusaha membegal Partai Demokrat yang juga ini jalan untuk membegal Anies Baswedan sebagai Capres dari Partai Demokrat,” ujarnya.

Dalam kegiatan Cap Jempol Darah tersebut massa relawan dan kader mengantre untuk membubuhkan cap jempol darah itu di kain putih yang telah disediakan, mereka juga membubuhkan tanda tangannya. Di salah satu sudut, lukisan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpampang bertuliskan ‘No Peace No Justice’.

Sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat hadir di lokasi, seperti Sekretaris Eksekutif DPP Partai Demokrat Sigit Raditya dan Kepala BPJK DPP Partai Demokrat Umar Arsal. Mereka juga membubuhkan cap jempol darahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.