Oleh: Esra Kriahanta Sembiring, Kandidat Doktor Ilmu Pertahanan UNHAN RI
Sebagai upaya melawan lupa bahwa sejarah lahirnya Tentara Nasional Indonesia sangat erat kaitannya dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945. TNI merupakan bagian integral dari perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan dimulai dari pembentukan BKR, TKR, TRI, hingga akhirnya menjadi TNI.
Mengapa persoalan sejarah kelahiran TNI ini perlu diceritakan ulang kembali ?.
Apa urgensinya saat ini ?
Keberadaan militer tidak dapat dibantah dan harus diakui sangat penting dalam menjaga kedaulatan suatu negara. Konflik terbuka seperti perang yang saat ini sudah terjadi antara Rusia versus Ukraina, Israel versus Hamas, Iran, Hizbullah hingga Yaman menunjukkan unpredidictable nya sebuah perselisihan “sepele” berkembang menjadi perang terbuka antar negara.
Belajar dari realitas ini maka eksistensi militer suatu negara mau tidak mau haruslah militer yang modern dan profesional. Bila militer tidak terpenuhi kebutuhan modernisasi dan jumlah alutsistanya niscaya militer tersebut hanya akan menjadi korban sasaran empuk militer pihak lawan yang lebih modern dan lengkap alutsistanya. Itulah lesson learning fakta perang modern saat ini.
Lalu apa relevansinya dengan TNI ?.
Mengantisipasi konflik antar negara yang terbukti dapat berkembang liar ke sektor mana saja, maka Militer Indonesia (TNI) harus segera dimodernisir dan dipenuhi kebutuhan alutsistanya juga ditingkatkan kualitas SDM nya. Harus dipersiapkan “Man behind the gun” nya yang terbaik.
Mengapa demikian ?.
Tuntutan pada profesionalisme Tentara Nasional Indonesia merupakan keharusan menyikapi realitas dinamika konflik yang relatif sama terjadi diseluruh belahan dunia saat ini.
Sebagai tulang punggung pertahanan negara, TNI dituntut harus terus berkembang agar dapat menghadapi ancaman yang semakin kompleks. Tidak tepat jika militer suatu negara hanya sekedar mampu bertahan beberapa hari saja jika terjadi perang yang sesungguhnya, seperti yang selama ini dikhawatirkan terjadi oleh pimpinan TNI.