Mudik Aman dan Nyaman: Tantangan Besar Transportasi Laut di 2025

oleh
oleh

DR. Capt. Marcellus Hakeng yang juga merupakan Dosen S2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini, mengingatkan bahwa masalah keselamatan penumpang di kapal penyeberangan selama arus mudik Lebaran juga sangat penting. Selama perjalanan mudik, tingkat kesadaran akan keselamatan di kalangan penumpang seringkali belum maksimal.

“Maka pengelola angkutan penyeberangan harus lebih serius dalam memastikan setiap penumpang mengetahui cara menggunakan alat keselamatan seperti pelampung atau jaket pelampung, serta memahami prosedur evakuasi darurat. Sesaat sebelum berangkat atau maksimal 24 jam setelah penumpang naik keatas kapal, sosialisasi penggunaan serta lokasi alat-alat keselamatan diatas kapal wajin diberikan kepada para penumpang Kapal Ferry” tegas Capt. Hakeng.

Edukasi ini, tambah Capt. Hakeng, harus dilakukan sebelum kapal berangkat, mungkin melalui demonstrasi atau informasi digital yang disediakan selama pelayaran. Kru kapal juga memiliki peran vital dalam memberikan informasi keselamatan yang jelas, dan memastikan penumpang memahami dengan baik bagaimana menggunakan peralatan keselamatan yang tersedia. Menurutnya bahwa tingkat kesadaran ini, meskipun sudah ada peningkatan, masih membutuhkan perhatian lebih besar.

Selain pengetahuan tentang alat keselamatan, lanjut Capt. Hakeng, penumpang juga harus diberi pengertian tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti masker atau pelindung tubuh, dalam situasi tertentu, seperti selama pandemi atau jika terjadi bencana alam.

“Langkah-langkah preventif ini penting untuk mengurangi risiko kebingungannya penumpang saat menghadapi situasi darurat, yang dapat memperburuk keadaan,” jelasnya.

Sementara itu yang menjadi sorotan DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa dalam transportasi arus mudik 2025 adalah perkembangan penggunaan mobil listrik, yang semakin populer sebagai alternatif transportasi ramah lingkungan di masyarakat. Kita sama menyambut kehadiran alat transportasi yang relatif baru ini, namun penggunaannya juga menghadirkan tantangan baru, terutama terkait kesiapan infrastruktur pengisian daya selama perjalanan mudik.

“Selama arus mudik, jika stasiun pengisian daya tidak cukup tersebar di sepanjang jalur mudik atau pelabuhan, mobil listrik bisa terjebak kehabisan daya, mengganggu perjalanan, dan menambah kemacetan. Selain itu, kapasitas baterai dan daya tampung kendaraan listrik harus diperhatikan, karena ketidaksiapan kendaraan tersebut dapat membebani pelabuhan dan memperburuk kemacetan, terutama jika mobil listrik membutuhkan waktu pengisian yang lama. Alternatif solutif berupa stasiun pengisian diatas kapal juga penting untuk digagas kedepannya,” papar Capt. Marcellus Hakeng.

No More Posts Available.

No more pages to load.