Menurut Tholabi, bangsa Indonesia perlu belajar dari keberanian Nabi Ibrahim. Di tengah kemajuan pembangunan, bangsa ini memerlukan keberanian untuk berkorban demi kepentingan yang lebih luas.
Dalam uraian yang sistematis, Khotib menegaskan bahwa kurban sejatinya adalah proses spiritual yang bermakna simbolik, yakni untuk menyembelih ego, keserakahan, dan hasrat pribadi yang berlebihan.
Dia menyebut empat nilai fundamental yang menjadi pilar spiritual kurban, yakni keikhlasan, ketaatan, kepedulian, dan kerelaan berkorban. Keempat nilai tersebut, menurut dia, harus menjadi landasan dalam membangun keluarga, masyarakat, bahkan tata kelola negara.
Lebih jauh, Tholabi menyoroti realitas global yang sedang dihadapi bangsa ini. Dia menekankan bahwa Indonesia tidak sedang menghadapi peperangan fisik, melainkan berada pada persimpangan antara kemajuan teknologi dan krisis nilai.
“Kecanggihan teknologi tidak menjamin kebijaksanaan. Tanpa nilai spiritual, kecerdasan buatan hanya akan membentuk generasi yang dingin dan kehilangan arah,” tegasnya.