Oleh: Hengki Lumban Toruan, S.kom
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, logika seharusnya menjadi fondasi dalam berpikir, bersikap, dan mengambil keputusan. Namun, belakangan ini kita justru disuguhkan berbagai fenomena yang menunjukkan betapa logika seolah-olah telah kehilangan tempatnya.
Ungkapan “mendukung hilang logika” dan “berteman hilang logika” menjadi refleksi atas kondisi sosial kita yang semakin permisif terhadap absurditas dan ketidakwarasan berpikir. Kalau kata Agnes Monika dalam lagunya ‘Cinta Ini Kadang-kadang Tak Ada Logika’.
Secara sederhana, logika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip penalaran yang sahih dan masuk akal. Logika membantu manusia membedakan antara benar dan salah secara rasional, bukan emosional.
Dalam kehidupan sehari-hari, logika berperan sebagai penuntun agar kita tidak terjebak dalam kekeliruan berpikir, informasi menyesatkan, atau keputusan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.