Mendukung Hilang Logika, Berteman Hilang Logika, Indonesia Darurat Logika?

oleh
oleh
Ilustrasi Logika. (dok. sketsindonews)

Namun, logika bukan sekadar alat berpikir formal. Ia juga menyangkut kemampuan untuk menyusun argumen secara konsisten, menghindari kontradiksi, dan menerima kenyataan meskipun tidak sesuai dengan keinginan pribadi. Logika adalah kekuatan nalar yang seharusnya menjadi pertahanan terakhir sebelum manusia terperosok ke dalam kekacauan pemikiran.

Logika sering sekali tak lagi jadi acuan pada berbagai lini kehidupan pertemanan pribadi, media sosial, dan politik. Kita seringkali menyaksikan logika dikorbankan demi loyalitas, perasaan, atau kepentingan sesaat. Misalnya:

• Seseorang membela tokoh yang jelas-jelas terbukti bersalah, hanya karena sejak awal sudah didukung atau sudah cocok sejak lama.
• Seorang teman memaklumi tindakan salah temannya, dengan alasan “yang penting dia baik ke gue.”
• Masyarakat mengamini informasi hoaks karena disebarkan oleh figur yang mereka idolakan.

Dalam semua contoh tersebut, logika digantikan oleh fanatisme, sentimen pribadi, dan selektif dalam kebenaran. Kebenaran menjadi relatif, dan kebenaran objektif tergeser oleh pembenaran subjektif. Ini bukan hanya berbahaya secara individual, tetapi mengancam tatanan sosial secara luas.

Apakah Indonesia benar-benar dalam kondisi darurat logika?

No More Posts Available.

No more pages to load.