Jakarta, sketsindonews – Melalui perwakilan lintas aktifis lintas generasi Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia GPII Karman BM menyikapi berbagai situasi kebangsaan dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kini tercermin dengan tercederai cara – cara berdemokrasi, ujarnya
Apalagi, membunuh karakter tokoh publik dengan memanfaatkan kekuatan kelompok kelompok mahasiswa adalah tindakan mendegradasi nilai-nilai kebangsaan yang kita junjung tinggi selama ini.
Untuk itu, peristiwa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa “Jambore Cibubur” di kediaman Presiden Republik Indonesia yang ke-enam Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono adalah tindakan melawan hukum dan anti demokrasi, tegas Karman. (7-02-2017)
Kami dari Jaringan Aktivis Lintas Generasi dengan ini menyatakan :
(1). “MENGECAM, “aktor politik” yang berada di belakang demo didepan rumah pribadi SBY. Info yang kami dapatkan, pelaku demo adalah para mahasiswa yang melakukan Jambore di Cibubur. Dimana sesuai foto yang kami miliki, acara tersebut dihadiri oleh: Sidarto Danusubroto (Anggota Wantimpres), Teten Masduki (KSP), Amran Sulaiman (Menteri Pertanian), Rudiantara (Kemenkominfo), Fadjroel Rahman (Komisaris Utama Adhi Karya), dll. Ini adalah konspirasi jahat penguasa yang dioperatori oleh para aktor politik di dalam lingkaran kekuasaan. Dan kami menduga Presiden Jokowi juga mengetahui agenda di Cibubur tersebut.
(2). “MEMPERTANYAKAN” kelambanan aparatur hukum yang gagal mengambil tindakan preventif. Pengamanan kediaman yang digunakan oleh mantan presiden dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Mengingat info demo di kediamaan SBY ini jauh sebelumnya sudah beredar selama beberapa hari di Media Sosial seharusnya kegiatan ini dapat diantisipasi oleh aparat keamanan. Untuk itu kami juga menolak pernyataan POLRI yang tidak sesuai dengan fakta dilapangan.
Jika pembiaran sejenis ini dibiarkan terus menerus, maka dikhawatirkan kejadian yang sama akan berdampak dan terjadi juga di rumah-rumah mantan Presiden lainnya. Termasuk hal yang sama bisa juga terjadi di rumah Jokowi pasca menjadi Presiden;
(3). “MENYERUKAN” kepada mahasiswa untuk tetap kritis dan menjadi oposisi permanen kepada Penguasa. Bukan sebagai partisan. Karena pihak yang seharusnya paling pas untuk didemo di tengah gagalnya pengelolaan negara dan bangsa hari ini adalah Presiden Jokowi selaku pemegang kekuasaan tertinggi administrasi kenegaraan hari ini;
(4). “MENDESAK” untuk dilakukan pengusutan sumber dana seluruh kegiatan di Cibubur hingga Aksi di depan kediaman pribadi SBY. (Nr)