Siapakah the silent majority dalam Pilpres 2019? Mereka umumnya wong cilik yang tinggal di desa, atau kota yang belum terlalu berkembang. Mayoritas mereka tak suka berita politik. Mayaritas mereka juga tak berekspresi dalam discourse di ruang publik.
Pendidikan mereka umumnya hanya SMP atau SD. Penghasilan mereka sebulan kurang dari dua juta rupiah sebulan.
Mereka tidak aktif bermain media sosial. Akun facebook, instagram apalagi twitter tidak menggapai mereka. Jika menonton TV, bukan TV berita yang mereka lihat. Mereka lebih memilih acara hiburan: sinetron atau dangdut, atau komedi.
Mereka tak pernah ikut aneka pawai akbar kampanye. Bahkan tidak pula mereka peduli.
Namun jumlah mereka sekitar 50 persen dari populasi. Berdasarkan survei LSI Denny JA, juga survei lembaga lain, kemenangan Jokowi pada segmen ini sangat telak.
Mengapa Jokowi menang dalam segmen the silent majority itu? Umumnya mereka puas dengan kondisi ekonomi. Umumnya mereka suka aneka program Jokowi: Kartu Indonesia sehat, Indonesia pintar, program keluarga harapan, pembagian sertifikat tanah gratis.
Sangat sulit mengubah dukungan mereka pada Jokowi, kecuali merosotnya kondisi ekonomi, fitnah atas jokowi yang massif. Atau mereka tak terjangkau dan menjadi golput.
Melihat ramainya massa yang berkumpul dalam kampanye akbar Prabowo di GBK Jakarta, 7 April 2019, sungguh mengasyikan. Tapi akan keliru jika menganggap massa yang aktif itu perwakilan representatif dari pemilih Indonesia.
Yang datang pada kampanye Prabowo-Sandi dimana-mana, yang juga yang datang pada kampanye Jokowi-ma’ruf dimana mana, mereka adalah massa yang aktif. Jumlah mereka sangat minoritas belaka.
Yang sangat jarang diberitakan justru puluhan juta the silent majority yang diam, tersembunyi, tapi Wow! betapa hebat pengaruhnya menentukan kemenangan, papar Denny
Itulah asyiknya pemilu. Ramai dalam pawai adalah sesuatu. Menang dalam pemilu itu hal lain lagi.
ditulis oleh ; Denny JA