“Hutan kota sendiri banyak manfaatnya, bukan hanya sekedar untuk pencegahan terhadap banjir, dengan membuka hutan kota bisa dijadikan tempat kepentingan konservasi hayati, dan juga mengurangi polusi udara,” kata Amri di Jakarta (02/01/20)
Salah satu konsep yang tepat untuk mengurangi banjir adalah penataan hutan kota dengan konsep water catchment area, yaitu dengan membuat level permukaan tanah RTH hutan kota lebih rendah (antara 20 cm hingga 30cm) dari lingkungan sekitar (pemukiman dan jalan) dapat membantu mengurangi potensi air meggenang (di pemukiman dan jalan), karena posisi RTH lebih rendah. Volume air yang dapat ditampung sementara olehnya lumayan besar, sebagai ilustrasi untuk luasan RTH hutan kota minimal 2500 m² dengan kedalaman 20 cm dapat menampung 500 m³ air.
“Konsep water catchment merupakan konsep yang bisa di terapkan di Hutan kota dengan tujuan mengatasi banjir dengan pengangulangan air hujan di daerah perkotaan, agar di daerah perkotaan tetap memiliki daerah penyerapan air untuk memperbaiki aliran air permukaan karena memilik tempat tampung dengan daerah resapan karena sebenarnya kalau seluruh permukaan tanah di DKI itu berupa tanah terbuka, tidak akan ada genangan. Karena curah hujan harian rata-rata hanya 100 mm (setinggi 10 cm). Di DKI Jakarta sendiri hanya memiliki lebih kurang 20% lahan terbuka selebihnya sudah menjadi lahan tertutup,” ujar Amri.