Sepotong Galau Di Hati Seorang LBP

oleh
oleh

Atau tidak usah debat atau bikin Acara diskusi. Lebih baik beraudensi saja. Para promotor debat sekalian membawa RR bersama rombongan lain ke kantor LBP. Hal seperti ini pernah dilakukan oleh dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Djamester Simarmata yang datang ke Kantor LBP. Dimana Djamester diterima langsung oleh LBP, lalu mereka berdiskusi amat serius. Tapi itu, tidak tahu apa hasil diskusi diantara mereka berdua. Tiba tiba saja, dua duanya sama sama saling memuji, dan menganggap tidak ada yang menang atau kalah. Ini namanya diskusi Naif.

Meskipun demikian, setelah pasca dibatalkannya debat dengan RR, banyak publik heran kepada LBP. Biasanya banyak koar koar, mengumbar umbar narasi apapun ke publik. Sekarang seorang LBP tiba tiba banyak diam, atau sangat pelit ngomong ke publik.Mungkin sudah kapok kali tidak mau lagi menantang pengkritik pemerintah.

Kalau saat ini LBP dinilai kapok untuk bicara apapun, pasti penilaian ini salah. Coba lihat komentar LBP, ternyata Masih banyak di media online dan bertebaran di berbagai media. Namum begitu, ternyata ada yang berubah dengan Gaya bicara LBP tersebut. Dulu gaya bicara LBP itu meletup letup seperti Anak ABG (Anak Baru Gede atau anak buah Gus Dur ?). Memperlihatkan gaya bicara sok tahu, sok berkuasa, dan sok berani menentang publik.

Namun saat ini gaya bicara LBP lebih dewasa, dan narasi mulai terukur. Tapi iya itu, narasinya masih kurang fokus pada tugas dan fungsi sebagai menko kemaritiman. LBP masih terlalu banyak ngomong soal investasi daripada kemaritiman. Seolah olah bidang kemaritiman itu tidak begitu penting untuk diwacanakan ke publik

Jangan jangan ketidak fokusan LBP dalam mengangkat narasi maritim karena kebingungan sendiri. Ketika kementerian kordinator maritim ditambah dengan nomenklatur Investasi seperti dibuat buat. Antara maritim dengan Investasi, memang tidak nyambung, tidak ada hubungannya sama sekali. Jadi penambahan nomenklatur Investasi hanya penambahan kekuasaan agar bisa intervensi kepada lembaga yang mengurusi investasi.

No More Posts Available.

No more pages to load.