Oleh karena itu, kata Maruli, pesta Bonataon itu juga mengingatkan ke bonapasogit (kampung halaman) Sagala.
“Melalui musik dan tortor (tarian) di Bona taon Parsadaan itu, kita dapat merasakan dan menikmati betapa indah dan menakjubkan dari buah rasa, karsa dan karya yang diwariskan oleh Raja Batak. Sekiranya budaya batak diperkenalkan kedunia luar, dapat dipastikan masyarakat asing yang menyaksikannya akan merasa terkesima dan ikut bergoyang atau manortor.” ucapnya.
Maruli menilai, secara organisasi Bona taon Parsadaan berhasil meneguhkan pengurus melalui hasil pemilihan yang demokratis. Kemudian sesuai dengan karakteristik komunitas Sagala Raja yakni pemeluk agama Kristen dan budaya Batak.
“Semangat kepemimpinan ini memberi kedamaian dan kesejahteraan serta kenyamanan bagi seluruh anggota Parsadaan Sagalaraja dan Boru Sejabodetabek.” imbuhnya.