Nilai pendekatan budaya masyarakat juga tak terlepas walaupun secara geogerafis masyarakat disana hidup dari dampak perkembangan pusat strategis Tanah Abang. Dimana warga lokal lebih banyak mengais rezeki dari tumbuh kembang dampak pusat belanja Tanah Abang Ikonik dengan selain banyaknya warga daerah berdatangan untuk berbelanja atau berbisnis komoditi pakaian dan pernik kebutuhan rumah tangga.
Maka sudah dipastikan tingkat kemacetan ataupun crowded kerap terjadi seiring Islam baik menyambut Ramadhan, Idul Adha, Idul Fitri hingga jelang pergantian tahun menjadikan momentum masyarakat lokal berpacu memanfaatkan lajunya ekonomi, papar Heru.
Ia pun berharap Kang Dicky nantinya bisa menyelesaikan persoalan dari lingkungan untuk lebih tertib, aman selain Tanah Abang menjadi satu Kecamatan satu – satunya di DKI Jakarta sangat identik dengan nilai – nilai masyarakat lokal agamis yang sudah memulai untuk berfikir modern tidak lagi dengan “otot” melainkan bisa berkolaborasi membangun sinergisitas bersama pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyelesaikan problematika kawasan perdagangan terbesar, tutup Heru.