Jakarta, sketsindonews – Sebuah ceritera yang didapat dari sebuah Ahok Dibalik Jeruji Besi dengan apa yang dikatakan dengan orang yang membesuknya. Ternyata banyak energy positive dari sebuah catatan tertulis yang ditulis Michelle yang dikutip sketsindonews.com (17/6)
Tadi di Mako Brimob, gua nggak ngapa-ngapain, cuma duduk aja ngelihatin dan dengerin Ahok cerita. Dan gua melihat, betapa wajahnya terlihat cerah, gerak tubuhnya santai, berbeda jauh dengan Ahok yang beberapa kali gua temui pas kerja: muka tegang, tubuh kaku, duduk pun seolah ada paku di pantatnya.
Dia bercerita banyak. Tentang bagaimana banyak orang yang mengutip kisah Nabi Yusuf yg dibuang oleh saudaranya tetapi malah diangkat jadi pejabat oleh Firaun, dari versi Islam, Katolik dan Kristen.
Tentang bagaimana banyaknya orang yg datang mendoakan dia, sampai-sampai dia harus memberi target “Doa cukup 10 menit” supaya yg lain bisa mengambil kesempatan bercengkerama.
Tentang bagaimana sibuknya dia setiap hari Selasa dan Jumat menerima kunjungan orang-orang yg bersimpati pada dia. Tentang bagaimana orang memberikan hadiah buku, sehingga Mako Brimob kini punya perpustakaan kecil sendiri. Tentang bagaimana dia dan rekan di rutan menikmati bingkisan makanan yang dibawakan untuk dia. Seolah kami tengah menikmati Ahok Show secara privat, khusus bagi 22 pengunjung yg duduk mengelilingi dia, menikmati hiburan dari seorang Ahok
Tapi satu hal yg menancap di ingatan gue. Dia bercerita bahwa penjara membuat dia terpaksa belajar untuk menjadi lebih santai, menikmati hari itu, mensyukuri apa yg terjadi pada hari itu, dan pasrah atas masa depan.
“Kalau gua mikirin kapan gua bebas, bisa gila gua. Bebasnya masih lama! Gua kemarin dikasih tahu soal remisi. Gua dikasih tahu, ‘Pak, nanti 17 Agustus Bapak belum dapat karena belum 6 bulan. Gua pikir, wah asyik nih, berarti gua dapat banyak buat Natal. Eh, ternyata, cuma 15 hari! Bayangin!