Kematian anggota TNI AU berpangkat Lettu Kes Ida Bagus Dody hingga saat ini masih menjadi pertanyaan menyusul kejanggalan dari hasil autopsi jasad.
Diketahui, pihak Lanud Medan menyebut kematian mendiang anggota Kopasgat TNI AU itu disebabkan bunuh diri. Namun pihak keluarga mencium ada yang ditutupi mengingat hasil autopsi mengungkapkan ada tanda-tanda kekerasan sebelum yang bersangkutan meninggal dunia.
“Awalnya dari Medan pelaporannya dibilang gantung diri. Namun pas jenazah sampai ke Mataram ada beberapa kejanggalan. Kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan, dibuktikan hasil otopsi memang ada tanda-tanda kekerasan terhadap almarhum sebelum kematian,” ungkap Tara selaku istri almarhum.
Dari hasil autopsi dokter forensik didukung data dari patologi anatomi, pihak keluarga berharap Lanud Medan dapat mengungkap dengan jelas dan terang benderang, siapa oknum dibalik kematian almarhum.
Kecurigaan lainnya, pihak keluarga diberitahu oleh perwakilan Lanud Medan yang membawa jenazah ke Lombok, bahwa pakaian yang dikenakan almarhum saat ditemukan bunuh diri dinyatakan hilang di rumah sakit Lanud Medan.
Tak hanya itu, pihak keluarga juga menyaksikan langsung adanya luka memar dibagian mata dan pelipis sebelah kanan jenazah. Hasil autopsi menyimpulkan almarhum tewas akibat adanya kekerasan benda tumpul, mati lemas, lalu digantung. Kemudian luka hematoma di bagian kepala dan mata, bagian tangan luka lecet, bagian punggung juga terdapat luka memar. Dokter forensik juga membenarkan bahwa ada tanda-tanda perlawanan almarhum.
“Penyerahan hasil autopsi dihadiri saya, penyidik POM Lanud Bizam. Dan saat itu, dokter forensik menyatakan siap di BAP. Tapi sampai sekarang, kami tidak dikabari perkembangan hasil penyelidikannya. Kami selaku keluarga tidak pernah diminta keterangan,” kata Dayu, kakak kandung almarhum.