Pascabanjir dan Longsor, Kemenhut Fokus Pulihkan Wilayah Sumatera

oleh -64 Dilihat
oleh

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mempercepat pembersihan tumpukan kayu dan material limbah akibat banjir serta longsor di sejumlah wilayah Sumatera. Upaya ini dilakukan secara terpadu melalui unit pelaksana teknis (UPT) Kemenhut bersama TNI, Polri, pemerintah daerah, mitra swasta, relawan, dan masyarakat setempat.

Di Aceh Tamiang dan Aceh Utara, pembersihan difokuskan di kawasan Pesantren Darul Mukhlisin dan wilayah Langkahan. Ratusan personel gabungan dikerahkan dengan dukungan puluhan alat berat untuk mempercepat pemulihan lingkungan dan fasilitas publik yang terdampak bencana.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) Subhan mengatakan, proses pembersihan dilakukan secara intensif, termasuk pada malam hari. Hingga kini, progres pembersihan di lingkungan pesantren telah mencapai sekitar 65 persen.

“Pembersihan tidak hanya menyasar tumpukan kayu, tetapi juga ruang belajar, rumah ibadah, dan akses vital masyarakat. Seluruh kegiatan dilakukan secara terukur dan terus dipercepat dengan dukungan lintas pihak,” ujar Subhan.

Di Sumatera Utara, Kemenhut turut mendukung pembersihan material limbah bencana yang dikoordinasikan oleh Satgas Pemerintah Daerah. Kegiatan berlangsung di Desa Aek Ngadol, Desa Garoga, dan Desa Huta Godang dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, relawan, dan masyarakat.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, menyampaikan bahwa keterlibatan Kemenhut difokuskan pada dukungan teknis, personel, dan pendampingan lapangan. Menurutnya, sinergi lintas sektor menjadi kunci percepatan pemulihan permukiman dan fasilitas umum warga.

Sementara itu, di Sumatera Barat, pembersihan material kayu dilakukan di kawasan pantai Kota Padang. Sejak 20 hingga 25 Desember 2025, area pantai sepanjang 5,6 kilometer ke arah utara berhasil dibersihkan oleh tim gabungan UPT Kemenhut, Manggala Agni, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Kepala BKSDA Sumatera Barat Hartono menjelaskan, pembersihan dilakukan dengan kombinasi alat berat dan gotong royong masyarakat. Material kayu besar dipindahkan menjauh dari bibir pantai, sementara serpihan kayu dirapikan secara manual dan sebagian dikelola oleh masyarakat setempat.

Kemenhut menegaskan seluruh proses pembersihan dilakukan secara terkoordinasi, aman, dan berkelanjutan, sekaligus menyiapkan mekanisme pengelolaan kayu limbah bencana bersama pemerintah daerah. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mempercepat pemulihan wilayah terdampak serta mendukung keselamatan dan aktivitas masyarakat.

No More Posts Available.

No more pages to load.